Home / Berita / Lingkungan / RUANG TERBUKA HIJAU GIRING ADIWIYATA

Berita

Ruang Terbuka Hijau Giring Adiwiyata

Batang - Pepohonan rindang yang tersebar di ruang terbuka hijau menjadikan lingkungan pendidikan kaya akan pasokan oksigen bagi warga sekolah. Berkat ketelatenan siswa menghidupkan ruang terbuka hijau, impian itu terwujud hingga mampu menyabet predikat sebagai Sekolah Adiwiyata.

Batang - Pepohonan rindang yang tersebar di ruang terbuka hijau menjadikan lingkungan pendidikan kaya akan pasokan oksigen bagi warga sekolah. Berkat ketelatenan siswa menghidupkan ruang terbuka hijau, impian itu terwujud hingga mampu menyabet predikat sebagai Sekolah Adiwiyata.

Ruang terbuka hijau yang dioptimalkan, tak hanya untuk sebuah penghargaan. Namun lebih pada mewujudkan lingkungan pendidikan yang asri, sehingga saat anak mengikuti kegiatan pembelajaran, merasakan kenyamanan.

Sejak dua tahun lalu, Kepala SMAN 2 Batang Sugeng telah mengonsep sejumlah program, seperti memilah sampah dan mengoptimalkan lahan. Beberapa area disulap menjadi greenhouse dengan ragam sayuran maupun tanaman obat yang bermanfaat secara ekonomi dan kesehatan.

“Anak memberdayakan lingkungan sekolah, dengan ditanami terong, cabai, bawang daun dan sayuran lainnya. Hasil panen dibeli guru, uangnya kembali ke kas kelas,” katanya, saat ditemui di greenhouse SMAN 2 Batang, Kabupaten Batang, Rabu (26/6/2024).

Di area seluas 4×20 meter ini menjadi langkah nyata, kepedulian warga sekolah akan kelestarian alam. Serta kaderisasi terhadap generasi Z yang memupuk jiwa kewirausahaan, melalui potensi sekitar.

Tak hanya itu, lanjut dia, warga sekolah juga berupaya mendaur ulang limbah air sisa wudu, yang dialirkan ke kolam ikan, menjadi strategi menjaga kebermanfaatan air.

“Sejumlah pipa disiapkan untuk mengalirkan air ke kolam berisi lele dan nila, juga untuk mengairi tanaman,” jelasnya.

Sebagai warga sekolah, sekaligus koordinator adiwiyata, Arsyadtya mengaku lebih nyaman setelah lingkungan sekolahnya dipenuhi tanaman hijau.

“Jadi lebih nyaman karena sejuk, beda waktu kelas X dulu suasananya panas,” ungkapnya.

Bagi pelajar yang duduk di kelas XIIB ini, polutan yang tadinya merebak, perlahan tereliminasi berkat melimpahnya oksigen. Terlebih keinginan besar para siswa membiasakan aksi dorong motor tiap Jumat pagi.

“Setiap Jumat teman-teman mendorong motor sampai area sekolah, supaya mengurangi emisi gas buang,” ujar dia.

Penghargaan Adiwiyata hingga tingkat Jateng ini, menjadi motivasi agar ke depan udara bersih ini bukan sekadar cerita belaka. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)