Home / Berita / Acara Pimpinan Daerah / BATANG PRIORITASKAN KESEHATAN MENTAL, STRATEGI PJ BUPATI TANPA PANTI REHABILITASI

Berita

Batang Prioritaskan Kesehatan Mental, Strategi Pj Bupati Tanpa Panti Rehabilitasi

Batang - Di tengah tantangan kesehatan mental yang semakin meningkat, Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, mengambil inisiatif penting untuk mengatasi masalah ini. Dengan pendekatan yang proaktif, beliau memimpin langkah-langkah antisipatif dan responsif terhadap gejala gangguan jiwa yang muncul di kalangan warganya.

Batang - Di tengah tantangan kesehatan mental yang semakin meningkat, Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, mengambil inisiatif penting untuk mengatasi masalah ini. Dengan pendekatan yang proaktif, beliau memimpin langkah-langkah antisipatif dan responsif terhadap gejala gangguan jiwa yang muncul di kalangan warganya.

“Kami tidak menunggu laporan datang kepada kami, tetapi kami yang meminta data dari para Lurah untuk mengetahui kondisi warga. Jika ada yang sakit atau mengalami masalah, segera koordinasikan dengan puskesmas atau rumah sakit,” katanya saat ditemui di Aula Bupati Batang, Kabupaten Batang, Sabtu (15/6/2024).

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Batang mencatat adanya dua kasus gangguan jiwa yang memerlukan perhatian serius. Kedua kasus ini bukan hanya angka dalam statistik, tetapi merupakan cerminan dari realitas sosial yang membutuhkan tindakan nyata.

Kedua individu yang teridentifikasi menunjukkan perilaku agresif dan berpotensi membahayakan orang lain, menandakan urgensi penanganan yang cepat dan tepat.

“Salah satunya adalah warga Desa Sendang Wonotunggal yang mengalami stres berat akibat gagal masuk SMK Taruna Nusantara. Sementara itu, warga Desa Candi Bandar masih berjuang dengan trauma pasca-kecelakaan truk yang dialaminya,” ungkapnya.

Lani menekankan bahwa, kedua orang dengan gangguan jiwa ini bukan masalah ekonomi, tetapi kondisi mental yang harus kita perhatikan. Bahkan jika rumah mereka tampak baik, masalah ini tetap bisa terjadi. Ini adalah pengingat bahwa kesehatan mental tidak memandang status sosial atau ekonomi.

Meskipun terdapat kendala dalam pembangunan panti rehabilitasi, yang memerlukan studi mendalam dan anggaran yang signifikan, Lani menyoroti bahwa Kemampuan keuangan daerah kami saat ini belum maksimal. Namun, ia tetap optimis dan menegaskan pentingnya penanganan masalah ini dengan sumber daya yang ada.

Lani berharap, dapat memberikan dukungan yang efektif bagi mereka yang membutuhkan. Serta dengan memaksimalkan konseling yang diberikan oleh para kader atau penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang dibekali dengan disiplin ilmu psikologi. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)