Home / Berita / Kesehatan / WAJAH SUMRINGAH BAYU TATKALA BEBAS TBCRO

Berita

Wajah Sumringah Bayu Tatkala Bebas TBCRO

Batang - Wajah Bayu Hariadi tampak begitu sumringah karena telah resmi terbebas dari obat yang harus dikonsumsinya selama sembilan bulan lamanya demi meraih kesembuhan penyakit Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO). Kini ia bisa bernapas lega dan bisa menghirup udara yang didambakannya sejak divonis TBC RO.

Batang - Wajah Bayu Hariadi tampak begitu sumringah karena telah resmi terbebas dari obat yang harus dikonsumsinya selama sembilan bulan lamanya demi meraih kesembuhan penyakit Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO). Kini ia bisa bernapas lega dan bisa menghirup udara yang didambakannya sejak divonis TBC RO.

Pria 53 tahun itu harus rela menempuh jarak berkilo-kilometer dari kediamannya di Desa Pasiran Kecamatan Bawang hingga menuju ke RSUD Batang. Itu semua harus ditempuhnya demi mendapatkan predikat sembuh sepenuhnya.

“Awal saya didoagnosis positif TBC RO, saat berobat 5 Agustus 2023. Beberapa pekan setelah melihat hasil laboratorium, ternyata memang positif TBC RO,” katanya, usai menerima sertifikat tersebut, di Aula RSUD Batang, Kabupaten Batang, Kams (6/6/2024).

Pria paruh baya itu tak menampik harus merogoh kocek yang cukup dalam setiap kali berobat rutin. Namun itu tak mematahkan semangatnya untuk meraih kesembuhan.

“Ya kalau dihitung-hitung biaya bensin yang harus dikeluarkan setiap berobat bisa sampai Rp20 ribuan. Tapi alhamdulillahnya, ada bantuan uang dari Mentari Sehat Indonesia, jadi tidak terlalu berat,” ungkapnya.

Ia pun harus senantiasa memiliki kesabaran yang luar biasa besar. Tatkala setiap harinya harus menelan belasan pil berukuran besar.

“Ya memang harus sabar, sambil terus dipantau sama tim dan istri, alhamdulillah sembuh,” tuturnya.

Dukungan tak henti-hentinya dicurahkan oleh tim Mentari Sehat Indonesia. Setiap harinya yang harus dengan penuh ketelatenan terus mengingatkan akan tujuan meraih kesembuhan sepenuhnya.

Ketua Mentari Sehat Indonesia Batang Samsul Arifin membenarkan, bahwa pendampingan intens dilakukan, sebab jika tidak sudah pasti proses pengobatan akan berhenti di tengah jalan. Tak hanya pendampingan, namun secara finansial, tim juga memberikan dukungan berupa uang penggerak, agar dapat membantu meringankan pasien.

“Setiap bulannya kami salurkan langsung ke rekening pasien sebesar Rp600 ribu. Bahkan sejak awal didiagnosis sampai benar-benar sembuh,” jelasnya.

Bak angin segar yang berhembus di tengah teriknya sang surya, semenjak RSUD Batang membuka layanan pengobatan, menjadikan 14 penderita TBC RO, makin mudah mendapatkan akses kesembuhan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Batang Didiet Wisnuhardanto membenarkan, pengobatan para penderita TBC RO membutuhkan waktu yang tak sebentar.

“Namun semenjak pola pengobatan berubah dari injeksi menjadi obat telan, para pesien sedikit lega. Meski tetap harus bersabar hingga dinyatakan sembuh sepenuhnya,” terangnya.

Dinas Kesehatan terus berupaya memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi penderita TBC RO dengan mengupayakan dibukanya layanan di RSUD Limpung.

Bayu Hariadi hanyalah contoh kecil bahwa betapa pun sulitnya sebuah proses, akan tetap berbuah manis pada waktunya. Apabila ketekunan dan kesabaran selalu menjadi motivasi diri, yang akhirnya membuatnya bernapas bebas, menghirup udara yang didambakannya setelah berbulan-bulan lamanya terbelenggu. (MC Batang, Jateng/Heri/Sri Rahayu)