46 Tahun Berdedikasi, Smantang Sukses Cetak Pejabat Publik
Batang - SMA Negeri 1 Batang (Smantang) yang telah berusia 46 tahun, menunjukkan kiprah dan prestasinya di dunia pendidikan. Yakni ditandai dengan kesuksesannya mencetak tiga alumnus menjadi orang nomor satu di Kabupaten Batang.
Batang -
SMA Negeri 1 Batang (Smantang) yang telah berusia 46 tahun, menunjukkan kiprah
dan prestasinya di dunia pendidikan. Yakni ditandai dengan kesuksesannya
mencetak tiga alumnus menjadi orang nomor satu di Kabupaten Batang.
Ketiga alumnus yang
menjabat Bupati Batang yakni Bambang Bintoro periode 2002-2012, Yoyok Riyo
Sudibyo periode 2012-2017. Serta Lani Dwi Rejeki Penjabat Bupati Batang periode
2022-2024.
Lani mengakui, banyak
perubahan yang sangat mencolok, dibuktikan dengan peningkatan kualitas sarana
prasarana maupun mutu peserta didiknya, hingga berhasil menjuarai berbagai
kompetisi.
“Saya alumni tahun 1983,
sangat jauh berbeda dengan zaman saya. Sekarang jauh lebih baik bangunannya dan
meski secara administratif berada di bawah Provinsi Jawa Tengah, namun sinergi
dan koordinasi selalu dilakukan dalam even-even tertentu,” katanya, usai
memberangkatkan peserta jalan sehat, dalam rangka Dies Natalis Ke-46 SMAN 1
Kabupaten Batang, di halaman sekolah setempat, Selasa (23/4/2024).
Dengan sejumlah alumnus
yang berhasil menjadi orang nomor satu di Batang, membuktikan bahwa SMAN 1
Batang berhasil dalam mendidik siswa-siswinya.
“Tidak hanya sebagai
Bupati maupun Penjabat Bupati, tetapi juga ada mereka yang berhasil di luar
daerah yang membawa nama baik SMAN 1 Batang,” jelasnya.
Salah satu alumnus yang
juga teman sejawat Pj Bupati, Sudroningsih yang berprofesi sebagai pendidik di
SMAN 1 Batang, mengatakan, bahwa sejak masa sekolah keduanya dikenal dekat.
“Saya sama Bu Pj dulu
satu kelas dari kelas 1 sampai 3 dan beliau memang terkenal pintar,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala
SMAN 1 Batang Saefudin menerangkan, prestasi yang diukir anak didiknya selama
ini sudah dapat disaksikan. Mulai dari bidang olahraga hingga akademis.
“Tiga anak didik kami
berhasil lolos Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Jawa Tengah. Dan satu
siswi berkebutuhan khusus yang sedang mengikuti pelatihan di Surakarta selama
enam bulan sebelum melaju ke tingkat nasional,” terangnya.
Saat ini peserta didik
inklusi atau berkebutuhan khusus wajib diterima di sekolah formal sepanjang
memenuhi persyaratan.
“Yang penting kemampuan
IQ-nya baik, walaupun secara fisik memiliki keterbatasan,” ujar dia.
Prestasi lain, sebanyak
40 anak didik berhasil lolos ke perguruan tinggi tanpa tes, seperti di UGM,
IPB, ITB dan lainnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)