Dispaperta Batang Gelar FGD Perencanaan Dalam Data
Batang Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik atau ciri ciri khusus suatu populasi. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang Wahyu Budi Santoso saat membuka Focus Discussion (FGD) Database Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang tahun 2024 di Hotel Sendang Sari Batang, Kabupaten Batang, Selasa (5/3/2024).
Batang
Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik atau ciri ciri khusus
suatu populasi. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas
Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang Wahyu Budi Santoso saat membuka Focus
Discussion (FGD) Database Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang tahun
2024 di Hotel Sendang Sari Batang, Kabupaten Batang, Selasa (5/3/2024).
“Untuk memenuhi kebutuhan
data statistik dalam perencanaan pembangunan, perlu adanya kegiatan pengolahan,
updating dan analisis data secara berkesinambungan,” jelasnya.
Wahyu juga menyampaikan
bahwa, tujuan kegiatan ini adalah menyediakan data statistik yang lengkap,
akurat dan mutakhir Statistik dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional
yang andal, efektif dan efisien guna mendukung pembangunan nasional.
Sementara itu, Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Batang Heni Djumadi mengatakan, bahwa jumlah
penduduk Indonesia setiap tahunnya terus bertambah. Hal ini berdampak pada
kebutuhan pangan yang terus meningkat.
“Adanya kenaikan harga
beberapa kebutuhan pokok terutama beras yang disebabkan oleh faktor alam yaitu
fenomena Elnino, yang berakibat mundurnya musim tanam karena curah hujan
berkurang yang terjadi pada tahun 2023,” terangnya.
Akibatnya terjadi
penyesuaian musim tanam sehingga musim panen juga diperkirakan mundur yaitu
pada Maret-April 2024. Berkurangnya jumlah produksi padi lokal di awal tahun
2024 berdampak pemerintah melakukan kebijakan impor beras untuk mencukupi
kebutuhan beras di masyarakat
Dijelaskannya, bahwa perlu penguatan kolaborasi
sehingga pemanfaatan data pertanian seperti tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan, dan sektor pertanian lainnya dapat terkelola dengan lebih baik.
Dengan demikian, kedepan data-data tersebut mampu menjadi alat ukur ketahanan
pangan yang andal dan terkini. (MC Batang, Jateng/Jumadi/Sri Rahayu)