Tak Mau Kalah, Wali Murid pun Jadi Guru Sehari
Batang - Tak selamanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan oleh seorang guru atau pendidik. SMPN 7 Batang berupaya menunjukkan daya kreativitasnya dengan menghadirkan para wali murid untuk ikut berpartisipasi menularkan ilmu atau kompetensi yang dimilikinya, melalui program Estu Wulangreh.
Batang - Tak selamanya
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan oleh seorang guru atau pendidik. SMPN
7 Batang berupaya menunjukkan daya kreativitasnya dengan menghadirkan para wali
murid untuk ikut berpartisipasi menularkan ilmu atau kompetensi yang
dimilikinya, melalui program Estu Wulangreh.
Ragam pembelajaran yang
disampaikan mulai dari pengetahuan umum, keterampilan bahkan kewirausahaan.
Selama sehari penuh
para orang tua sengaja berganti profesi sebagai pengajar sesuai kemampuan atau
perannya sehari-hari di rumah atau di tempatnya bekerja. Salah satu orang tua
murid dari Aksa Aurelia, Sulistiorini mengaku sedikit gugup karena mengajar di
hadapan belasan anak yang berbeda karakter.
“Selama ini cuma
membantu proses belajar di rumah, tapi di sini lebih komplek,” kata perempuan
yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, saat ditemui di ruang kelas, SMPN 7
Kabupaten Batang, Sabtu (11/11/2023).
Siswa dilatih cara
membuat buket berbahan dasar makanan kecil sebagai hantaran atau hadiah ulang
tahun.
“Materi ini bermanfaat
bagi masa depan anak, apalagi bagi yang ingin menekuni dunia bisnis buket
makanan kecil. Ia menyarankan ada tindak lanjut setelah selesainya program ini.
Pinginnya bisa berlanjut ke kegiatan ekstrakurikuler dan orang tua ikut dalam
prosesnya, sesuai kompetensinya,” harapnya.
Asa Aurelia dan Ilyas
mengungkapkan, kegiatan ini sangat menarik dan bermanfaat buat menambah
kemampuan selain materi pelajaran dari para guru.
“Justru karena yang
ngajar itu orang tua sendiri jadi sedikit cemas campur senang karena baru pertama
kali, tapi tetap asyik dan santai. Hasil pelatihan rencananya mau buat buket
makanan kecil untuk hadiah Hari Guru,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala
SMPN 7 Batang Muhammad Santoso menyampaikan, kegiatan Estu Wulangreh ini
merupakan upaya merekatkan kemitraan antara pihak sekolah, orang tua dan
masyarakat.
“Dengan mengajar
langsung putra-putrinya di depan kelas, orang tua jadi tahu KBM sebenarnya,” jelasnya.
Materi yang disampaikan
menyesuaikan keahlian orang tua. Mulai dari cara membuat tempe, pelatih senam,
psikolog dan lainnya.
“Siswa jadi bertambah
ilmunya, selain materi dari bapak/ibu guru, secara emosional anak dan orang tua
makin dekat,” ujar dia.
Orang tua diberikan
keleluasaan dalam menyampaikan materi, tidak terpancang atau harus membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun tetap sesuai dengan usia dan
kelas putra-putrinya.
“Rencananya program
Estu Wulangreh akan digelar tiap 1 semester sekali. Pelaksanaan sesi pertama pukul
07.15-09.15 dan sesi kedua pukul 09.30-11.30 WIB,” pungkasnya. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)