Tetap Produktif, Penyintas TB Dibekali Kompetensi Ecoprint
![](img/berita/20-231016115821berita11531_.jpg)
Batang - Bagi sebagian orang penyakit Tuberkulosis (TB) masih menjadi momok yang menakutkan. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu dirisaukan karena dengan program pengobatan yang intensif selama 13 bulan, penyakit tersebut dapat disembuhkan.
Batang - Bagi sebagian
orang penyakit Tuberkulosis (TB) masih menjadi momok yang menakutkan. Namun
sebenarnya hal itu tidak perlu dirisaukan karena dengan program pengobatan yang
intensif selama 13 bulan, penyakit tersebut dapat disembuhkan.
Pasca sembuh ternyata
para penyintas masih butuh perhatian dan uluran bantuan agar tetap produktif
menjalani kehidupan ditengah masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
Batang bekerja sama dengan Mentari Sehat Indonesia, Universitas Muhammadiyah Semarang dan mahasiswa Undip Semarang
berupaya memberikan pendampingan dalam bentuk pelatihan keterampilan batik
ecoprint.
Ketua Mentari Sehat
Indonesia Jawa Tengah Supriyanto menyampaikan, pelatihan ini diberikan kepada
mereka yang telah sembuh sepenuhnya dari TB, agar mendapatkan produktif dan
memperoleh penghasilan tambahan.
“Ini masih pelatihan
awal, langkah selanjutnya kami tetap berkoordinasi dengan Baznas, sekaligus
melihat perkembangan selanjutnya untuk terus memberikan perhatian, termasuk
kemampuan pemasaran, sehingga pelatihan ini benar-benar efektif,” katanya, saat
mendampingi peserta pelatihan, di Puskesmas Tulis, Kabupaten Batang, Senin
(16/10/2023).
Sementara ini berbentuk
pelatihan dan pemberian bantuan makanan tambahan terlebih dahulu. Ia
menerangkan, dipilihnya ecoprint karena sangat mudah pengaplikasiannya bagi
para penyintas TB.
“Motifnya sangat mudah
didapat karena cuma daun di lingkungan sekitar dengan cukup ditempel saja dan
tidak serumit batik tulis,” jelasnya.
Wakil Ketua Bidang
Administrasi Umum dan SDM Baznas Batang Muntoro Abdurrohman mengatakan, Baznas
selalu berupaya memberikan pelatihan produktif, khususnya bagi penyintas TB
dengan pelatihan batik ecoprint.
“Batik ecoprint ini
masih langka jadi jika dipasarkan nanti konsumen juga akan tertarik karena
keunikannya,” terangnya.
Pelatihan yang
diberikan Baznas tidak hanya satu jenis, namun beragam dengan menyesuaikan
kemampuan para penyintas.
“Ada tiga penyakit yang
para penyintasnya menjadi fokus kami, untuk dibekali kemampuan
berwirausaha,yakni Aids, TB dan malaria,” tuturnya.
Salah satu penyintas
TB, Daroyi menyampaikan, usai menjalani pengobatan selama 13 bulan tetap
berusaha agar produktif dengan berwirausaha. Meski demikian, kemampuan lain pun
terus diasah, salah satunya dengan mengikuti pelatihan ecoprint.
“Setelah mendapatkan pelatihan rencana pingin
buka bisnis batik ecoprint karena bahannya mudah didapat di sekitar kita. Ini
bukti bahwa para penyintas tetap produktif,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)