Home / Berita / Aktivitas Pemuda Pramuka dan Organisasi Sosial / PEMUDA DESA CANDIARENG BATANG TERBITKAN BUKU

Berita

Pemuda Desa Candiareng Batang Terbitkan Buku

Batang - Beberapa pemuda Desa Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah berhasil menerbitkan buku mengenai desanya. Buku itu dibuat untuk mengenalkan nama desa dengan segala keunikannya. Penulis buku mereka tergabung dalam Toko Sinjab yang diantaranya Yuda, Agus, Burhan, Baki dan Nidhom.

Batang - Beberapa pemuda Desa Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah berhasil menerbitkan buku mengenai desanya. Buku itu dibuat untuk mengenalkan nama desa dengan segala keunikannya. Penulis buku mereka tergabung dalam Toko Sinjab yang diantaranya Yuda, Agus, Burhan, Baki dan Nidhom.

Tekad mereka yang ingin memberikan kontribusi positif bagi kemajuan desa Candiareng melalui karya dalam bentuk buku yang diberi judul “Wajah Desa Candiareng”.

Para penulis itu sepakat bahwa buku ini merupakan usaha untuk meluaskan informasi dan juga mengasah imajinasi mengenai teka teki bahasa dan istilah yang digunakan untuk nama desa.

Penulis utama, Agus supriyanto mengatakan, nama Candiareng sepertinya masih asing di telinga, sebab, mungkin saja tidak begitu sering diperbincangkan, jarang terlihat dalam peta, dan itu bisa kita lihat dalam internet ketika mengetik di google, kemudian apa hasilnya kalau bukan kekosongan, sedikit informasi dan sedikit pula kisahnya.

“Candiareng merupakan sebuah desa yang memiliki toponim menarik, di dalamnya ada dukuh candi krajan, candi klenteng, candi kedungwadas, bahkan di kampung sebelahnya ada Candi Blusukan dan Candi Arum,” katanya saat ditemui di Kantor Desa Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Selasa (3/10/2023).

Dijelaskannya, bagi sebagian orang nama Candiareng mungkin unik walau jarang digunakan, namun anehnya ada kisah-kisah legenda dibalik setiap namanya, apalagi di batas-batas desanya ada penanda pepohonan seperti beberapa randu alas.

“Pada dalam alas yang luas itu, ada Dukuh Klopogodo yang menjadi tempat menyusun siasat perang untuk pertempuran para pejuang republik ketika mengusir Belanda yang menjajah negeri ini, dan belanda pun kalah dalam agresi militer kedua tahun 1949,” terangnya.

Lalu terusir, kemudian setelah itu dikirabkan oleh masyarakat untuk mengenang jasa-jasa perjuangan para pejuang dalam menjaga dan memelihara tanah airnya.

Tim penulis juga telah melakukan perjalanan ilmiah untuk mendonasikan Buku Wajah Desa Candiareng sekaligus menjalin kerjasama dalam rangka memajukan pendidikan Desa Candiareng.

Menurutnya, buku ini bukan buku sejarah, namun mudah-mudahan ada manfaatnya bagi masyarakat.

Ia berharap, buku tersebut dapat menginspirasi, dan meningkatkan rasa cinta generasi muda terhadap desa Candiareng.

Sementara itu, Camat Warungasem Darsono mengapresiasi, karya buku dari putra daerah itu, semoga bisa turut menumbuhkan semangat generasi muda membuat karya positif.

“Buku ini merupakan sebuah karya yang tercetak, catatan bermakna sejarah yang inspiratif dan kreatif dari anak bangsa, semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan merupakan kunci sukses untuk meraih sebuah cita-cita,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)