Pemuda Desa Candiareng Batang Terbitkan Buku
![](img/berita/20-231003104844berita11486_.jpeg)
Batang - Beberapa pemuda Desa Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah berhasil menerbitkan buku mengenai desanya. Buku itu dibuat untuk mengenalkan nama desa dengan segala keunikannya. Penulis buku mereka tergabung dalam Toko Sinjab yang diantaranya Yuda, Agus, Burhan, Baki dan Nidhom.
Batang - Beberapa
pemuda Desa Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah
berhasil menerbitkan buku mengenai desanya. Buku itu dibuat untuk mengenalkan
nama desa dengan segala keunikannya. Penulis buku mereka tergabung dalam Toko
Sinjab yang diantaranya Yuda, Agus, Burhan, Baki dan Nidhom.
Tekad mereka yang ingin
memberikan kontribusi positif bagi kemajuan desa Candiareng melalui karya dalam
bentuk buku yang diberi judul “Wajah Desa Candiareng”.
Para penulis itu
sepakat bahwa buku ini merupakan usaha untuk meluaskan informasi dan juga
mengasah imajinasi mengenai teka teki bahasa dan istilah yang digunakan untuk
nama desa.
Penulis utama, Agus supriyanto
mengatakan, nama Candiareng sepertinya masih asing di telinga, sebab, mungkin
saja tidak begitu sering diperbincangkan, jarang terlihat dalam peta, dan itu
bisa kita lihat dalam internet ketika mengetik di google, kemudian apa hasilnya
kalau bukan kekosongan, sedikit informasi dan sedikit pula kisahnya.
“Candiareng merupakan
sebuah desa yang memiliki toponim menarik, di dalamnya ada dukuh candi krajan,
candi klenteng, candi kedungwadas, bahkan di kampung sebelahnya ada Candi
Blusukan dan Candi Arum,” katanya saat ditemui di Kantor Desa Candiareng,
Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Selasa (3/10/2023).
Dijelaskannya, bagi
sebagian orang nama Candiareng mungkin unik walau jarang digunakan, namun
anehnya ada kisah-kisah legenda dibalik setiap namanya, apalagi di batas-batas
desanya ada penanda pepohonan seperti beberapa randu alas.
“Pada dalam alas yang
luas itu, ada Dukuh Klopogodo yang menjadi tempat menyusun siasat perang untuk
pertempuran para pejuang republik ketika mengusir Belanda yang menjajah negeri
ini, dan belanda pun kalah dalam agresi militer kedua tahun 1949,” terangnya.
Lalu terusir, kemudian
setelah itu dikirabkan oleh masyarakat untuk mengenang jasa-jasa perjuangan
para pejuang dalam menjaga dan memelihara tanah airnya.
Tim penulis juga telah
melakukan perjalanan ilmiah untuk mendonasikan Buku Wajah Desa Candiareng
sekaligus menjalin kerjasama dalam rangka memajukan pendidikan Desa Candiareng.
Menurutnya, buku ini
bukan buku sejarah, namun mudah-mudahan ada manfaatnya bagi masyarakat.
Ia berharap, buku
tersebut dapat menginspirasi, dan meningkatkan rasa cinta generasi muda
terhadap desa Candiareng.
Sementara itu, Camat
Warungasem Darsono mengapresiasi, karya buku dari putra daerah itu, semoga bisa
turut menumbuhkan semangat generasi muda membuat karya positif.
“Buku ini merupakan
sebuah karya yang tercetak, catatan bermakna sejarah yang inspiratif dan
kreatif dari anak bangsa, semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan
merupakan kunci sukses untuk meraih sebuah cita-cita,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Roza/Jumadi)