Tak Cuma Asmara, Penyuluh Agama Juga Peduli Moderasi
Batang - Selama ini Kantor Urusan Agama (KUA) dikenal masyarakat sebagai instansi yang hanya menjadi sarana untuk menghalalkan sebuah jalinan antara pria dan wanita ke dalam ikatan suci, bernama pernikahan. Seringkali publik justru lebih mengenal dengan sebutan Kantor Urusan Asmara.
Batang - Selama ini
Kantor Urusan Agama (KUA) dikenal masyarakat sebagai instansi yang hanya
menjadi sarana untuk menghalalkan sebuah jalinan antara pria dan wanita ke
dalam ikatan suci, bernama pernikahan. Seringkali publik justru lebih mengenal
dengan sebutan Kantor Urusan Asmara.
Namun nyatanya, tak
hanya hal tersebut yang menjadi tugas dari para Penyuluh Agama Islam yang
bernaung di bawah Kantor Kemenag Batang itu. Kini penyuluh agama pun intens
blusukan ke sejumlah institusi pendidikan untuk mengedukasi pelajar agar mampu
menyikapi perbedaan yang ada di sekitarnya.
Penyuluh Agama Islam
KUA Kecamatan Batang Slamet Hasanudin menyampaikan, para penyuluh Agama Islam
menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan untuk memberikan pemahaman
kepada anak didik agar dapat bersikap lebih bijak terhadap sebuah perbedaan.
“Kami sudah menjalin
kerja sama dengan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Batang dan SMK Bintara, untuk
terjun ke ruang-ruang kelas, dengan menyisipkan materi seputar moderasi
beragama kepada anak didik. Demikian pula dengan instansi pendidikan lain untuk
menjadi sasaran dalam mencerdaskan anak didik dalam bermoderasi beragama,” katanya,
saat ditemui di KUA Batang, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Kamis
(31/8/2023).
Ia menerangkan, edukasi
seputar moderasi beragama sudah selayaknya dikenalkan kepada anak didik sejak di
bangku sekolah.
“Mereka jadi bisa
saling menghormati dan lebih toleransi diantara kelompok agama yang berbeda,”
harapnya.
Sikap moderasi beragama
dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Remaja sebagai bagian dari keluarga
yang sudah dibekali dengan sikap moderat, nantinya ketika mereka berkeluarga
juga harapannya tetap menjaga nilai-nilai moderasi bergama.
Dengan terjun langsung
ke institusi pendidikan, KUA bisa mengedukasi anak didik agar lebih mampu
menghadapi tantangan di era digital.
“Mereka bisa
memanfaatkan media sosial untuk hal-hal positif, salah satunya mendengungkan
pesan-pesan kebhinekaan, bukan malah sebaliknya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala
MAN Batang Muhamamd Asnawi mengatakan, kegiatan sosialisasi ini menambah penguatan
yang sudah dilakukan oleh kemenag bagi para siswa di pertemuan sebelumnya.
“Siswa bisa mempraktikkan toleransi dalam
membangun kerukunan inter dan antar umat beragama sehingga terjadi sikap saling
menghormati dan menghargai sesama penganut agama di masyarakat, sehingga siswa
tidak bersikap ekstrem,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)