Turunkan Angka Pernikahan Remaja, KUA Sasar Madrasah Aliyah
Batang - Menjalani kehidupan berumah tangga merupakan sebuah kodrat dari Allah SWT bagi setiap insan, namun untuk memasukinya perlu persiapan yang lebih matang. Maka Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batang berupaya mengedukasi pelajar, agar menjadi pribadi lebih produktif, dan menunda pernikahan.
Batang - Menjalani
kehidupan berumah tangga merupakan sebuah kodrat dari Allah SWT bagi setiap
insan, namun untuk memasukinya perlu persiapan yang lebih matang. Maka Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batang berupaya mengedukasi pelajar, agar menjadi
pribadi lebih produktif, dan menunda pernikahan.
Melalui program
Bimbingan Pranikah bagi Remaja Usia Sekolah (BRUS), KUA Kecamatan Batang
berupaya mengedukasi agar para pelajar mampu menghadapi tantangan masa depan.
Penyuluh Agama Islam
KUA Kecamatan Batang Slamet Hasanudin mengatakan, sebelum menyongsong kehidupan
rumah tangga, seorang remaja harus mempersiapkan segalanya dengan lebih matang.
“Persiapan mental jauh
lebih penting. Bekali diri dengan kemampuan intelektual yang cukup dengan
melanjutkan jenjang pendidikan setinggi mungkin, untuk menunjang kehidupan masa
depan. Tekuni bakat dan potensi diri, hingga meraih sukses sebelum memasuki
jenjang kehidupan selanjutnya,” katanya, saat menjadi narasumber di MAN Batang,
Kabupaten Batang, Selasa (29/8/2023).
Edukasi di tingkat
institusi pendidikan, terutama yang berada di bawah naungan Kantor Kemenag
Batang, memang perlu diintensifkan. Mengingat angka pernikahan dini masih cukup
tinggi.
“Jumlah pernikahan dini
selama Januari 2022 hingga Juli 2023, di Kecamatan Batang mencapai 51 pasangan,”
jelasnya.
Mayoritas pernikahan
dini terjadi pada anak usia di bawah 19 tahun. Penyebabnya sangat beragam,
salah satunya pergaulan bebas.
“Makanya BRUS ini jadi
salah satu strategi untuk meminimalisir terjadinya pernikahan dini di kalangan
pelajar,” tegasnya.
Salah satu pelajar
Muhamad Ilham Bagus merupakan perwakilan remaja yang menolak untuk menikah di
usia muda. Menurutnya, masa muda menjadi kesempatan emas untuk mengembangkan
potensi diri.
“Sekarang ini kan
semuanya serba susah, cari pekerjaan susah apalagi mau bertanggungjawab membina
rumah tangga, perlu persiapan matang, termasuk finansial,” ungkapnya.
Ia mengakui, tantangan
generasi Z lebih kompleks, harus mampu membentengi diri dari penyalahgunaan
gawai untuk hal-hal yang tidak berfaedah.
“Gunakan gawai secara
bijak, jauhi situs pornografi yang bisa menjerumuskan diri ke perilaku seks
menyimpang,” ujar dia.
Tak hanya di Madrasah
Aliyah, program BRUS nantinya juga akan menyasar ke institusi pendidikan lain
di jenjang SMA sederajat, sehingga mental seluruh pelajar tereduksi dan lebih
siap dalam menapaki kehidupan berumah tangga. (MC Batang, Jateng/Heri/Siska)