Ngalap Berkah, Warga Berebut Sawuran saat Kirab Budaya
Batang - Kirab budaya yang sejatinya digelar Pemerintah Kabupaten Batang untuk memperingati Hari Jadi-57, di 8 April lalu, kini baru dilaksanakan karena saat itu bersamaan bulan suci Ramadan.
Batang - Kirab budaya
yang sejatinya digelar Pemerintah Kabupaten Batang untuk memperingati Hari
Jadi-57, di 8 April lalu, kini baru dilaksanakan karena saat itu bersamaan
bulan suci Ramadan.
Meski demikian semangat
warga untuk menyaksikan langsung tak surut sedikit pun. Terlebih, sebagian
warga percaya jika berhasil mendapatkan uang sawuran dari Penjabat (Pj) Bupati,
rezekinya akan dipenuhi keberkahan.
Pj Bupati Batang Lani
Dwi Rejeki menyampaikan, tradisi sawuran ini sebagai wujud rasa syukur kepada
Allah Ta'ala, agar keberkahan selalu menyertai masyarakat.
“Ini pelengkap setiap
kali kirab, ada tradisi "sawuran" yakni membagikan uang koin atau
receh kepada masyarakat di sepanjang jalan. Total uang sawur yang disiapkan ada
Rp10 juta yang terdiri dari uang koin Rp1.000,00, “ katanya saat ditemui usai
Kirab Budaya di Aula Kantor Bupati Batang, Kabupaten Batang, Selasa (2/5/2023).
Sejumlah kereta kencana
juga dikirab. Di antaranya Kereta Kencana Kiai Setyaningrum dari Keraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dikendarai Penjabat Bupati Batang , dan
delapan kereta kencana lainnya yang dikendarai jajaran Forkopimda.
“Ada pula beberapa
pusaka yang turut dikirab antara lain Kiai Tombak Pusaka Abirowo sepanjang 4
meter, Keris Piyandel Adipati Batang Pertama dan belasan tombak pengiring,”
jelasnya.
Sementara, ditemui
secara terpisah, ahli waris Kyai Tombak Pusaka Abirowo, Raden Susanto Waluyo
menerangkan, dengan diserahkannya Kiai Tombak Pusaka Abirowo kepada Penjabat
Bupati Batang, merupakan tanda, bahwa ahli waris mengizinkan secara lahir batin
, tombak tersebut ikut dikirab.
“Kiai Tombak Pusaka
Abirowo merupakan simbol perlawanan di masa kolonial. Tombak tersebut jadi
tanda, bahwa untuk melawan penjajah harus satu komando dari Adipati kepada
rakyatnya,” tegasnya.
Sebelumnya tombak
tersebut, ditempatkan pada keturunan Raden Pangeran Alit atau lebih dikenal
dengan nama Pangeran Batang yang membawanya dari Kiai Sendang Duwur Lamongan
Jawa Timur hingga ke Batang Jawa Tengah.
Peserta yang turut
mengikuti kirab terdiri dari unsur Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah,
institusi pendidikan dan perwakilan masyarakat sebanyak 12 ribu dengan rute
Pendapa - Jalan Veteran - Diponegoro - A Yani - Gajah Mada - Kyi Ahmad Dahlan -
Brigjen Katamso dan kembali ke Pendapa.
Kirab ditutup dengan
gunungan utama yang diperebutkan warga di halaman Pendapa, yang merupakan tanda
kemakmuran warganya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)