Tak Perlu Saling Olok, Sikapi Perbedaan dengan Bijak

Batang - Warga Muhammadiyah di Kabupaten Batang, menggelar salat Idulfitri 1444 Hijriyah secara berjamaah di sejumlah ruang publik. Salah satunya yang digelar di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Denasri, yang meliputi Denasri Wetan dan Kulon dan diikuti 250 jamaah.
Batang - Warga
Muhammadiyah di Kabupaten Batang, menggelar salat Idulfitri 1444 Hijriyah
secara berjamaah di sejumlah ruang publik. Salah satunya yang digelar di
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Denasri, yang meliputi Denasri Wetan dan
Kulon dan diikuti 250 jamaah.
Bertindak sebagai
khotib sekaligus imam salat Idulfitri, yakni Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah
(PDM) Kabupaten Batang, Ali Trigiatno.
Dalam khotbahnya, pria
yang juga berprofesi sebagai Dosen Pasca Sarjana UIN KH. Abdurrahman Wahid
Pekalongan menyampaikan, Idulfitri merupakan saatnya umat Islam kembali ke
fitrahnya sebagai manusia, yang mencintai kebenaran dan kebaikan, namun apabila
terjadi perbedaan dalam pelaksanaan hari raya, semua pihak harus bisa menerima
dengan menyikapinya secara lebih bijak dan
dewasa.
“Tidak perlu saling
mengolok-olok, atau menjelekkan karena khilafiyah furu'iyah atau perbedaan
pendapat dalam masalah cabang syari'at, sudah lumrah terjadi dan memang sulit
disatukan,” katanya, usai menyampaikan khotbah salat Idulfitri 1444 Hijriyah,
di halaman Rice Mill H. Amin Muidi, Denasri Kulon, Kabupaten Batang, Jumat
(21/4/2023).
Ia mengimbau, kepada
jamaah Muhammadiyah dalam merayakan Idulfitri secukupnya, tidak perlu berlebihan.
Adanya perbedaan layaknya kita mencari hikmah di dalamnya, tidak perlu mencari
negatifnya.
“Contohnya, saya
sendiri hari ini bisa bersilaturahmi ke orang tua dan besoknya malah bisa ke
mertua, kebagian hari pertama semua, versi masing-masing,” tuturnya.
Dalam menyambut
Idulfitri, ia mengharapkan agar tidak terlena dengan ucapan "Hari
Kemenangan", karena banyak yang
mengira setelah selesai Ramadan itu akan usai semuanya.
“Saya sudah lulus,
sudah menang, nah orang sudah menang itu merasa sudah selesai. Padahal
"PR" berat masih menanti, minimal mampu mempertahankan kebaikan yang
sudah dilakukan selama Ramadan,", namun idealnya tejadi peningkatan,” jelasnya.
Ia menyarankan, akan
lebih baik jika merayakannya dengan bergembira secukupnya karena bisa
menyelesaikan ibadah selama Ramadan, dengan harapan diterima Allah SWT.
Sementara itu, Wakil
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Batang, Muhammad Yanuar Ismail menerangkan,
salat Idulfitri di wilayah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Batang Kota digelar di
7 titik. Yakni Desa Denasri Kulon,
halaman GOR Mohammad Sarengat, halaman Hotel Sendang Sari, lapangan Dracik,
lapangan kompleks SDN Karangasem Utara dan halaman Perumahan Saputra Raya
Pasekaran.
“Perbedaan dalam
merayakan Idulfitri adalah keyakinan masing-masing, yang terpenting jaga
kondusivitas, dengan saling menghargai karena jelas suatu perbedaan adalah
Rahmat,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)