Home / Berita / Pemerintahan / KESBANGPOL BATANG BERUPAYA SELAMATKAN KELOMPOK RENTAN DARI PAHAM RADIKALISME

Berita

Kesbangpol Batang Berupaya Selamatkan Kelompok Rentan Dari Paham Radikalisme

Batang - Anggota Tim Intel Korem 071/Wijayakusuma Wilayah Kabupaten Batang, Rudhi HR menyebutkan bahwa berdasarkan data ada sebanyak 20 orang yang berdomisili di Kabupaten Batang yang terlibat dalam kasus terorimse.

Batang - Anggota Tim Intel Korem 071/Wijayakusuma Wilayah Kabupaten Batang, Rudhi HR menyebutkan bahwa berdasarkan data ada sebanyak 20 orang yang berdomisili di Kabupaten Batang yang terlibat dalam kasus terorimse.

Dari jumlah tersebut, 10 orang menjalani masa pidana dan 5 orang sudah menjalani hukuman. Lalu 4 orang tewas dalam upaya penangkapan oleh Densus 88 Polri dan satu orang terlibat dalam jual beli senjata api untuk kegiatan terorisme.

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Cegah Tangkal Paham Radikal di Gedung Pramuka Kabupaten Batang, Sabtu (15/4/2023).

Rudi HR juga meminta masyarakat untuk waspada dan melakukan langkah - langkah antisipasi masuknya orang - orang baru di lingkungan tempat tinggalnya. Karena paham radikal dan terorisme bukan saja bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara, tapi juga bisa merusak kehidupan rumah tangga dan masa depan pemuda.

“Kita harus antisipasi orang-orang dilingkungan tempat tinggal kita, karena tidak menutup kemungkinan pelaku atau kelompok, jaringan radikalisme dan terorisme ada di sekitar lingkungan kita,” jelasnya.

Ia juga berharap, kepada tokoh masyarakat untuk kembali mengaktifkan budaya tamu 1x24 jam wajib lapor. Tidak hanya tamu, tapi juga penghuni kos dan orang baru juga wajib lapor ke ketua Rukun Tetangga (RT).

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Batang Agung Wisnu Barata mengungkapkan, metode perekrutan dan penyebaran paham radikalisme ada dua pola yaitu konvensional dan modern.

“Pola konvensional dalam penyebaran dilakukan secara terpusat melalui pertemuan tertutup dengan jumlah pengikut terbatas. Sedangkan pola modern penyebarannya memanfaatkan teknologi informasi, seperti media sosial, diantaranya Twitter, Facebook, Instagram WhatsApp dan Telegram,” terangnya.

Agung juga menyebutkan, bahwa penyebaran menggunakan teknologi infomasi kini menjadi pilihan kelompok radikal, karena penyebarannya dianggap lebih cepat dan massif.

“Penyebaran melalui teknologi informasi tidak dibatasi deh ruang dan waktu serta bisa menyasar semua lini masyarakat dalam waktu yang singkat,” ujar dia.

Ia juga menyebutkan kelompok yang rentan terpapar radikalisme yaitu kelompok muda atau milenial, Kelompok yang memiliki kesenjangan sosial, ekonomi, politik.

“Lalu kelompok marginal atau terpinggirkan, kelompok agama garis keras, Kelompok yang mempelajari agama secara garis keras, kelompok frustasi terhadap keadaan individunya secara ekonomi, sosial dan keluarga,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)