Home / Berita / Pemerintahan / MARAKNYA PELECEHAN SEKSUAL DI BATANG, GUBERNUR JATENG MINTA HARUS ADA EDUKASI DAN BERANI SPEAK UP

Berita

Maraknya Pelecehan Seksual di Batang, Gubernur Jateng Minta Harus Ada Edukasi dan Berani Speak Up

Batang - Semakin maraknya kasus pelecehan seksual pada anak di Kabupaten Batang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menghadiri konferensi pers kasus pelecehan seksual yang dilakukan salah satu Pondok Pesantren Bandar di halaman Polres Batang, Kabupaten Batang, Selasa (11/4/2023).

Batang - Semakin maraknya kasus pelecehan seksual pada anak di Kabupaten Batang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menghadiri konferensi pers kasus pelecehan seksual yang dilakukan salah satu Pondok Pesantren Bandar di halaman Polres Batang, Kabupaten Batang, Selasa (11/4/2023).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, banyaknya kasus pelecehan seksual pada anak di bawah umur di Kabupaten Batang berawal pada bulan September 2022 kemarin. Hal ini seperti ledakan gunung es yang semakin besar dan ternyata hari ini ada lagi di salah satu Pondok Pesantren Bandar.

“Karena banyaknya korban di bawah umur seperti kasus kali ini ada 17 korban itu semuanya perempuan di bawah umur. Kejadian ini sangat miris sekali terjadi kasihan mental para anak-anak perempuan yang menjadi korban. Untuk itu, saya meminta orang tua atau orang terdekat mendampingi korban dan saat dimintai keterangan harus berani berbicara jika menemukan kasus seperti itu,” jelasnya.

Rencananya ke depan ada tim dari kami akan langsung meninjau ke lapangan memastikan apa yang terjadi kalau memang harus ditutup sekolahnya atau tempat mengajarnya akan kami lakukan supaya masyarakat hidup tenang dan tentram.

“Tidak hanya itu, saya akan sebarkan nomor telepon pengaduan pada setiap sekolahan baik itu milik pemerintah atau swasta agar para anak-anak kita bisa mengadu langsung. Tidak usah takut dengan ancaman-ancaman yang diberikan pelaku laporkan saja pasti kami urus,” tegasnya.

Ia menekankan, pentingnya edukasi soal reproduksi atau pencegahan perbuatan asusila terhadap guru, teman, dan orang luar. Tidak hanya dari keluarga melainkan lingkungan sekitar. Sebab pelaku pelecehan justru biasanya datang dari orang terdekat.

Sementara itu Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menambahkan, korban pelecehan yang terjadi di Kabupaten Batang memang ada 17 korban dan ada 8 korban sudah divisum yang hasilnya ada robek diarea kelaminnya. Tetapi pengakuan pelaku tadi alumni juga ada yang menjadi korban, makanya kasus akan kami kembangkan kembali.

“Kami akan melakukan tindakan trauma hiling supaya bisa recoveri mental dan kejiawaannya, karena korban ini kebanyakan anak di bawah umur, masa depan mereka masih panjang jadi harus mendorong mereka bisa pulih untuk melanjutkan hidupnya,” ujar dia.

Seperti yang disampaikan Pak Ganjar tadi, harus ada edukasi kepada anak tentang pencegahan perbuatan asusila yang diberikan.

“Karena kemarin terjadi sesuatu yang tidak enak, guru pelakunya, kemudian orang dekat biasanya yang melakukan. Ada tokoh masyarakat, tokoh agama, kita lah yang mengedukasi anak itu untuk disayangi dan bukan dianiaya,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)