Lomba Kentongan, Bangkitkan Budaya Bangunkan Orang Sahur
Batang - Budaya membangunkan warga untuk makan sahur lewat media koprek'an atau tong tong prek menggunakan alat musik tradisional kentongan, mulai terkikis. Tak banyak lagi remaja atau anak-anak masa kini yang bersemangat membangunkan warga, lewat kentongan.
Batang - Budaya
membangunkan warga untuk makan sahur lewat media koprek'an atau tong tong prek
menggunakan alat musik tradisional kentongan, mulai terkikis. Tak banyak lagi
remaja atau anak-anak masa kini yang bersemangat membangunkan warga, lewat
kentongan.
Salah satu cara untuk
membangkitkan kembali kearifan lokal yang sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun
lalu, adalah dengan menggelar lomba kentongan yang diikuti 21 peserta
se-Kabupaten Batang untuk memperebutkan Piala Bupati.
Kepala Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Batang
Subiyanto mengatakan, even ini baru pertama kali digelar dan direncanakan akan
menjadi agenda rutin untuk mengisi kegiatan saat Ramadan.
“Satu sisi untuk
membudayakan kembali kearifan lokal membangunkan warga untuk sahur dengan alat
musik kentongan, tapi di sisi lain tentu untuk menghidupkan perekonomian di
Batang Teras Pandawa (BTP), karena seluruh tenan siap melayani konsumen dengan
beragam menu,” katanya, usai menyerahkan Piala Bupati Lomba Kentongan, di BTP Batang,
Kabupaten Batang, Jumat (7/4/2023) malam.
Staf Khusus Menteri
Ketenagakerjaan RI Caswiyono Rusdie Cakrawangsa mengatakan, kentongan sudah
menjadi bagian dari kearifan lokal Batang, budaya tersebut harus terus
dilestarikan.
“Lewat lomba inilah
bentuk kreativitas supaya budaya kentongan tetap lestari,” tegasnya.
Juara 1 diraih oleh
grup kentongan Elang Sakti dari Desa Gemuh Kecamatan Pecalungan, juara 2 diraih
grup kentongan Merak Geng Proyonanggan Tengah dan juara 3 diraih grup kentongan
Kampung Jamune Bu'e Proyonanggan Selatan.
Perwakilan grup
kentongan Elang Sakti Mahmudi mengatakan, kentongan sudah menjadi budaya di
desanya , terlebih saat bulan Ramadan. Memang jumlah kelompok yang melestarikan
budaya tong tong prek tidak sebanyak dulu, tapi lewat lomba ini membuktikan
bahwa masih ada warga yang setia untuk menghidupkan kearifan lokal tersebut.
“Alhamdulillah jadi
juara, dan proses latihannya kami lakukan sore hari menjelang waktu buka puasa,
sambil ngabuburit. Kalau bisa kegiatan perlombaan sejenis ini dilestarikan biar
budaya kentongan tetap ada penerusnya,” tuturnya.
Sementara itu, Lurah
Proyonanggan Selatan, Bambang Pitoyo mengapresiasi kegiatan Piala Bupati lomba
kentongan karena bisa melestarikan budaya lokal, untuk membangunkan orang
sahur.
“Lewat alat musik kentongan menunjukkan rasa
persatuan dalam menjaga keamanan lingkungan setempat,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)