Cuaca Sejuk, Penjualan Kolang-kaling Turun Drastis
Batang - Berbuka puasa tak lengkap rasanya, bila tanpa Kolang-kaling sebagai kudapan pembuka, karena rasanya yang menyegarkan. Hampir di setiap rumah menyajikan Kolang-kaling sebagai campuran dengan beragam varian menu, seperti es campur, kolak Kolang-kaling, es buah dan lainnya, yang tentu menyegarkan jika disantap saat berbuka puasa bersama keluarga.
Batang - Berbuka puasa
tak lengkap rasanya, bila tanpa Kolang-kaling sebagai kudapan pembuka, karena
rasanya yang menyegarkan. Hampir di setiap rumah menyajikan Kolang-kaling
sebagai campuran dengan beragam varian menu, seperti es campur, kolak Kolang-kaling,
es buah dan lainnya, yang tentu menyegarkan jika disantap saat berbuka puasa
bersama keluarga.
Namun, lain halnya
ketika cuaca dalam kondisi sejuk, seperti sekarang ini. Penjualan kudapan dari
hasil olahan buah aren itu, justru mengalami penurunan drastis, dibandingkan
tahun lalu yang cukup melejit.
Pedagang Kolang-kaling,
Helmi mengatakan, cuaca sejuk yang terkadang masih diselingi dengan hujan
walaupun intensitasnya rendah, tapi tetap berpengaruh pada berkurangnya jumlah
pembeli.
“Kalau cuaca sangat
panas seperti Ramadan tahun lalu, wah sangat laris, beda dengan tahun ini turun
drastis. Puasa tahun kemarin omset penjualan Kolang-kaling bisa sampai Rp17
juta, tapi tahun ini cuma Rp5 juta per hari,” katanya, saat ditemui di kiosnya,
Pasar Batang, Kabupaten Batang, Rabu (29/3/2023).
Ada beberapa jenis
Kolang-kaling yang dijual, di antaranya jenis Medan yang semula Rp13 ribu,
Bandung Rp12 ribu dan lokal Rp10 ribu per kilogramnya. Namun Ramadan kali ini
hampir rata-rata mengalami kenaikan sebesar Rp5 ribu per kilogramnya.
Konsumen didominasi
oleh pedagang kecil yang akan dijual kembali dengan data beli 2-3 kilogram. Ada
pula pembeli untuk konsumsi sendiri dengan jumlah tak begitu banyak.
Selain Kolang-kaling,
Helmi juga menjual cincau dengan harga Rp3 ribu sampai Rp5 ribu untuk satu
potong ukuran sedang. Mayoritas pembelinya adalah para pedagang es campur dan
sup buah karena untuk keperluan menu takjil.
Salah satu pedagang es
campur, Suti membeli bahan-bahan pelengkap untuk menu es campur lengkap dengan
modal sampai Rp40 ribu.
“Saya beli
Kolang-kaling, cendol sama cincau hitam. Harganya masih stabil sih dan saya
jualannya pas puasa aja, jadi menyesuaikan keinginan konsumen yang mayoritas
senangnya es campur,” terangnya.
Berbeda dengan Wahyuni,
ibu rumah tangga dari Klidang Wetan yang membeli Kolang-kaling dalam jumlah
cukup banyak.
“Ini kan untuk stok di
rumah karena kadang malas bolak-balik ke pasar. Dan keluarga juga senang menu
kolak Kolang-kaling untuk berbuka jadi belinya sekalian 3,5 kilogram seharga
Rp63 ribu,” ujar dia.
Rasa yang menyegarkan
dari Kolang-kaling membuat semua penikmatnya tak bisa lepas dari menu yang satu
itu, sebagai kudapan pelepas dahaga setelah berpuasa seharian. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)