Kendala Tempat, Pengamatan Hilal Tak Maksimal
Batang - Sejak tiga tahun lalu, tepi Pantai Ujungnegoro yang berbeda di kawasan Makam Syeikh Maulana Maghribi Kecamatan Kandeman, menjadi salah satu dari 124 titik pantau rukyatul hilal di Indonesia, untuk menentukan awal bulan kalender Hijriyah, bahkan awal waktu Ramadan dan Syawal.
Batang - Sejak tiga
tahun lalu, tepi Pantai Ujungnegoro yang berbeda di kawasan Makam Syeikh
Maulana Maghribi Kecamatan Kandeman, menjadi salah satu dari 124 titik pantau
rukyatul hilal di Indonesia, untuk menentukan awal bulan kalender Hijriyah,
bahkan awal waktu Ramadan dan Syawal.
Secara tata letak,
sudah tepat area tersebut dijadikan titik pantau. Namun demikian meski titik
pantau sudah lebih tinggi, masih menyisakan kendala. Yakni pengamatan menjadi
kurang maksimal, karena terhalang oleh pepohonan dan perbukitan yang rimbun.
Ketua Lembaga Falakiyah
NU Batang Abdul Kahfi mengatakan, dari sisi peralatan seperti teropong sudah
canggih, hanya saja sisi tempat yang kurang mendukung untuk melakukan
pengamatan hilal.
“Hilal tidak terlihat,
bisa karena terhalang oleh faktor cuaca, seperti mendung dan adapula penghalang
lain yakni pohon-pohon besar. Untuk mengatasinya bisa dipangkas dan melakukan
perluasan area pengamatan,” katanya, usai melakukan rukyatul hilal, dari
kompleks Makam Syeikh Maulana Maghribi, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang,
Rabu (22/3/2023).
Pengamatan sudah
dilakukan selama lebih dari 30 menit, namun karena kondisi tempat, jadi kurang
optimal.
“Tidak perlu pindah
tempat, cuma akan lebih baik lagi jika dilebarkan ke arah utara, kemudian
pohon-pohon besar dipangkas, sehingga memungkinkan tempat ini lebih layak lagi untuk
waktu-waktu tertentu yang sebelumnya tidak memungkinkan dilakukan rukyatul
hilal,” tegasnya.
Ia bersama para
perukyat lainnya mengharapkan ada perluasan area pengamatan, karena rukyatul
hilal tidak hanya dilakukan untuk menentukan awal Ramadan dan Syawal saja.
“Semoga nantinya tiap
bulan bisa melakukan rukyatul hilal di sini, sehingga apa pun hasilnya bisa kami
laporkan ke Falakiyah PBNU,” harapnya.
Kepala Kantor Kemenag
Batang, M. Aqsho membenarkan, faktor tempat menjadi yang utama karena meskipun
peralatan sudah canggih, posisi tempat juga menentukan kemudahan akses
pengamatan.
“Di sini pun kalau
tempatnya diperluas, ke arah utara dan agak menjorok ke pantai atau pohon-pohon
yang menghalangi dipangkas, kemungkinan makin memudahkan perukyat melakukan
tugasnya,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)