Patahan Weleri Berisiko Rendah, Warga Tetap Waspada
Batang - Ratusan pelajar dari jenjang SMA/SMK sederajat mendapatkan edukasi seputar penanggulangan bencana yang rawan terjadi seperti banjir, tanah longsor hingga gempa bumi yang disebabkan Patahan Weleri, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang, BPBD Jateng dan PMI Jateng.
Batang - Ratusan
pelajar dari jenjang SMA/SMK sederajat mendapatkan edukasi seputar
penanggulangan bencana yang rawan terjadi seperti banjir, tanah longsor hingga
gempa bumi yang disebabkan Patahan Weleri, dari Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Batang, BPBD Jateng dan PMI Jateng.
Kepala Pelaksana BPBD
Batang Ulul Azmi mengatakan, generasi muda patut memahami kerawanan gempa yang
mungkin terjadi karena Patahan Weleri yang membentang dari Desa Kuripan Subah
hingga Desa Krengseng Gringsing, meskipun tingkat risikonya rendah.
“Sampai sekarang belum
pernah terjadi gempa yang diakibatkan patahan tersebut. Kalau pun sampai
terjadi skalanya rendah yakni di angka 3, dampak yang dirasakan hanya getaran
kecil seperti jalan raya yang sedang dilewati truk bertonase besar,” katanya,
usai menyampaikan edukasi penanggulangan bencana, di GOR SMAN 1 Subah,
Kabupaten Batang, Jumat (17/3/2023).
Masyarakat tidak perlu
khawatir karena patahan tersebut tidak akan menyebabkan gempa yang dapat
merobohkan bangunan.
Menjawab tantangan dan
modernisasi di dunia informasi khususnya seputar kebencanaan, BNPB telah
menyiapkan aplikasi InaRISK yang berisi informasi tingkat bahaya suatu wilayah
dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasi secara
partisipatif.
“Ketika mengklik
aplikasi tersebut, akan muncul informasi tingkat ancaman dan risiko bahaya
bencana hingga cara penanggulangannya sebelum hingga saat bencana terjadi,” jelasnya.
Para siswa juga
mendapat edukasi dari Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana yang menekankan agar
lebih mengintensifkan pelatihan sehingga anak lebih siap menghadapi kerawanan bencana yang muncul di Jawa Tengah.
“Warga tetap harus
waspada adanya gas beracun di Batang yakni Kawah Timbang Dieng dan Kawah Sileri
Banjarnegara. Warga di area tersebut harus dilatih mitigasi supaya lebih siap
menghadapi kerawanan bencana yang terjadi,” ujar dia.
Untuk mengantisipasi
terjadinya bencana, lembaga pendidikan harus menerapkan Satuan Pendidikan Aman
Bencana (SPAB), sesuai Surat Keputusan Kemendikbud. Dengan membuat Tim Reaksi
Cepat dan menentukan titik kumpul apabila terjadi bencana. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)