Kesbangpol Batang: Jangan Berharap Lebih Ketika Suara Rakyat Sudah Dibeli Oleh Politikus
Batang - Meskipun Pemilu legislatif, Presiden dan Pilkada akan berlangsung di tahun 2024. Namun, intensitas perpolitikan di Kabupaten Batang mulai bergeliat. Bakal calon legislatif dan kepala daerah pun sudah mulai terang-terangan mengatakan akan maju dalam kontestasi politik tersebut.
Batang - Meskipun
Pemilu legislatif, Presiden dan Pilkada akan berlangsung di tahun 2024. Namun,
intensitas perpolitikan di Kabupaten Batang mulai bergeliat. Bakal calon
legislatif dan kepala daerah pun sudah mulai terang-terangan mengatakan akan
maju dalam kontestasi politik tersebut.
Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Agung Wisnu Barata menyoroti demokrasi
transaksional yang kini sudah menjadi budaya di masyarakat.
Oleh karenanya, ia
meminta semua lembaga penyelanggara Pemilu dan Stakeholder untuk terus menerus
melakukan edukasi politik terhadap masyarakat.
“Politik harus
memanusiakan manusia, jangan sampai memberlakukan manusia seperti barang. Seperti
penggunaan money politic atau politk
uang. Jika cara itu dilakukan, manusia sudah diposisikan sebagai barang yang
bisa dibeli,” katanya saat ditemui di Kantor Kesbangpol Batang, Kabupaten
Batang, Senin (6/3/2023).
Politikus yang memberi
uang jangan dipilih. Karena dia memperlakukan manusia sebagai alatnya dia.
Seolah-olah barang yang bisa dibeli. Dan masyarakat jangan berharap dan
menuntut lebih kepada wakil rakyat, jika suaranya sudah dibeli.
Ia juga mengatakan,
Penyelanggaran Pemilu tidak hanya mengenalkan figur Cabup-Cawabup saja,
melainkan juga calon anggota legislatif. Hal ini penting agar masyarakat bisa
memilih pemimpin secara rasional.
“Penyelenggara Pemilu
sangat perlu sekali mengenalkan para peserta Pemilu ke pada masyarakat. KPU
juga harus bisa menyampaikan visi-misi dan kompetensi kandidat,” tegasnya.
Bawaslu juga harus bisa
menerangkan kepada masyarakat tentang etika politik. Mana yang boleh dilakukan
dan tidak. Penegakan hukum juga bisa dilakukan sebagai efek jera, harus ada
keberanian.
“Politik jangan diartikan
hanya sekedar memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Politik harus menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran yang diakui oleh masyarakat Indonesia. Juga nilai
ketuhanan, politik yang sesuai norma agama yang kita yakini. Tidak boleh
bertentangan dengan firman di kaidah-kaidah beragama,” terangnya.
Ia berharap, jalannya
tahun politik ini berjalan kondusif. Tidak membawa strategi dalam teori
konflik, sehingga membuat suasana politik semakin memanas.
“Edukasi politik harus
ditekankan untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas, bisa membawa kemajuan
daerah,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)