Ragam Even Meriahkan Imlek di Desa Mandarin
Batang - Tahun Baru Imlek 2574, di Desa Sendang atau yang dikenal dengan Desa Mandarin, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang dirayakan sangat meriah. Pasalnya, banyak even yang digelar dengan menghadirkan anak anak setempat, yang mengenakan pakaian serba merah.
Batang - Tahun Baru
Imlek 2574, di Desa Sendang atau yang dikenal dengan Desa Mandarin, Kecamatan
Wonotunggal, Kabupaten Batang dirayakan sangat meriah. Pasalnya, banyak even
yang digelar dengan menghadirkan anak anak setempat, yang mengenakan pakaian
serba merah.
Pengelola Desa Mandarin
Amelia mengatakan, beberapa even digelar untuk memeriahkan tahun dengan Shio
Kelinci.
“Kami mengajak
anak-anak membuat bakpao kelinci, memasak mi panjang umur dan ngobrol dengan
mahasiswa Cina yang ada di Guangdong Tiongkok serta diakhiri dengan pembagian
hadiah dan angpao,” katanya, saat dihubungi melalui gawai, Senin (23/1/2023).
Ia menerangkan,
kegiatan ini adalah kali ke tiga perayaan Imlek di desa ini.
“Kami melibatkan
anak-anak sekitar. Tujuannya agar mereka mampu mempelajari kosakata istilah
tentang serba serbi tahun baru Imlek seperti kelinci, ucapan selamat dan
lainnya,” jelasnya.
Manfaat yang didapat
adalah mengajarkan kemandirian dengan memasak dan membuat bakpao dari proses
awal hingga matang.
“Ini memberikan wawasan
kepada anak-anak Desa Mandarin dengan berbicara langsung dengan narasumber dari
kota di Tiongkok,” tuturnya.
Kegiatan yang paling
menarik, yakni saat anak-anak berbicara langsung dengan mahasiswa Cina yang ada
di Kota Guangdong, secara virtual.
“Kebanyakan dari mereka
ingin bertanya tentang Cina namun masih gugup. Tahun ini adalah tahun kelinci
yang berarti ping an atau aman dalam bahasa Indonesia,” ungkapnya.
Amelia sebagai
pengelola Desa Mandarin berharap, agar di tahun tersebut Indonesia menjadi
lebih aman, makmur dan anak-anak bisa lebih semangat belajar.
Salah satu mahasiswi
dari Kota Guangdong Delvia atau Deng Yun Xian saat dihubungi secara virtual
mengatakan, saat berbincang anak-anak tidak perlu gugup.
Ia juga mengajak,
anak-anak berkenalan dengan keluarganya serta menjelaskan tentang bagaimana
suasana Imlek di kediamannya, seperti rumah yang dihias, uang angpao dan
makanan.
“Percakapan seperti ini
akan membuat mereka bisa langsung memahami bagaimana Imlek itu dirayakan di
tempat asalnya. Dan bisa melatih percakapan bahasa Mandarin dengan warga asli
Tiongkok,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)