Home / Berita / Pemerintahan / PUNYA NILAI PERJUANGAN, PEMKAB BATANG GELAR PERLOMBAAN TARI BABALU, BATIK GRINGSING DAN SINTREN

Berita

Punya Nilai Perjuangan, Pemkab Batang Gelar Perlombaan Tari Babalu, Batik Gringsing dan Sintren

Batang - Tarian tradisonal Batang yakni Babalu dan Tari Batik Gringsing menjadi tarian yang di perlombakan untuk memerihakan HUT Ke-77 Republik Indonesia.

Batang - Tarian tradisonal Batang yakni Babalu dan Tari Batik Gringsing menjadi tarian yang di perlombakan untuk memerihakan HUT Ke-77 Republik Indonesia.

Ada 14 tim penari dari 14 kecamatan di Kabupaten Batang berunjuk kemampuan dalam lomba pagelaran tari tradisional khas di Pendopo Kabupaten, Jumat (5/8/2022).

Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, seharusnya ada tiga jenis tarian yang harus diperagakan seperti tari Babalu, tari batik Gringsing dan tari Sintren. 

“Ketiga jenis tarian itu merupakan bagian dari sejarah Kabupaten Batang, salah satunya tari Babalu yang bercerita tentang perjuangan rakyat Batang di era Mataram melawan kolonialisasi Bangsa Eropa,” jelasnya.

Kemudian tari batik Gringsing yang bercerita bagaimana leluhur rakyat Batang mengenalkan sebuah batik dengan motif khas perpaduan antara bunga Jlamprang dengan sisik ikan yang menggambarkan keadaan sosial masyarakat pada saat itu.

“Tari Sintren merupakan tarian khas masyarakat pesisiran di pantura mulai dari Cirebon hingga Batang dengan berbagai ciri lokalitas budaya warganya,” terangnya.

Ia juga mengatakan, banyak jenis tarian di wilayah Kabupaten Batang selamat dari kepunahan karena terus dilestarikan melalui berbagai event maupun pegiat seni.

“Melalui lomba ini anak-anak, remaja dan dewasa yang menjadi peserta lomba tari tersebut perlu mendapatkan apresiasi, karena masih semangat menggeluti dunia tari yang banyak mendapat pengaruh besar dari tari atau budaya moderen dari luar,” ungkapnya.

Untuk ketiga tarian tersebut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang sudah dimasukkan ke dalam kurikulum atau menjadi kegiatan ekstra kurikuler yang harus ada di seluruh sekolah,

“Harapanya dengan upaya tersebut tarian khas daerah masih bisa dilestarikan,” harapnya.

Sementara itu, salah satu penari dari Kecamatan Blado Susi Zubaedah, menggemari seni tari sejak SD lantaran tertarik dengan gerakannya yang lemah gemulai khas wanita Jawa.

“Lincah dalam tiap gerakan sehingga menjadi pilihan hobi yang terus konsisten untuk ikut kita lestarikan,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)