Tanamkan Patriotisme, Pelajar Peragakan Busana Pahlawan Nasional

Batang Puluhan pelajar SMAN 1 Batang berlenggak-lenggok berjalan di atas karpet merah, bak model profesional, memperagakan beragam busana bertema pahlawan nasional.
Batang Puluhan
pelajar SMAN 1 Batang berlenggak-lenggok berjalan di atas karpet merah, bak
model profesional, memperagakan beragam busana bertema pahlawan nasional.
Peragaan busana
tersebut, digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan sekaligus wujud
penghormatan terhadap para guru yang telah berjasa dalam dunia pendidikan, yang
tidak lama lagi, akan merayakan Hari Guru Nasional.
Panitia lomba, Rerinda
mengatakan, lomba ini digelar untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah
mengorbankan jiwa raganya dan jasa para guru, yang telah mencerdaskan anak
didiknya.
“Karakter yang
dilombakan macam-macam, di antaranya Ir. Soekarno, B.J. Habibie, dan
pahlawan-pahlawan lainnya, yang ditampilkan teman-teman,” katanya, saat ditemui
di halaman SMAN 1 Kabupaten Batang, Kamis (17/11/2022).
Selain sebagai ajang
berekspresi dan melatih kepercayaan diri, peragaan busana ini juga dapat
dijadikan media penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Ia menerangkan,
persiapan telah dikonsep selama dua pekan. Namun karena kendala cuaca yang
kurang bersahabat, membuat acara tidak terlaksana maksimal.
“Ya karena cuacanya
hujan cukup deras, dengan sangat terpaksa acara akan ditunda atau dipindahkan
ke joglo sekolah. Walaupun teman-teman kecewa karena tidak bisa tampil
maksimal, tapi saya yakin mereka tetap semangat,” jelasnya.
Dua perwakilan pelajar,
Laurensia yang memperagakan karakter Johanna Petronella Mossel, istri dari
Ernest Douwes Dekker dan Muhammad Awalun yang memperagakan karakter Ki Hajar
Dewantara menunjukkan semangatnya di hadapan juri.
Laurensia mengutarakan,
sempat dilanda kebingungan untuk memilih karakter, namun setelah membaca dalam
buku sejarah, maka istri Douwes Dekker lah yang dipilih.
“Pelajaran yang dipetik
dari seorang Johanna Petronella Mossel, walaupun bukan warga Bhumi Putera, tapi dia memiliki
semangat untuk membela Indonesia, jadi semangat itu yang harus kita tiru,” terangnya.
Berbeda dengan Muhammad
Awalun yang memilih Ki Hajar Dewantara dari hasil diskusi tim kreatif.
“Terus terang saja kami
kecewa tidak tampil total. Padahal persiapannya sangat matang, tapi apa boleh
buat, ini karena cuaca tidak mendukung, terpaksa pindah tempat,” ujar dia.
Salah satu juri,
sekaligus Pelaksana Harian Kepala SMAN 1 Batang, Subagyo menambahkan, lomba
peragaan busana ini bertujuan untuk menumbuhkan nilai dan semangat kejuangan
dari pahlawan ke dalam diri siswa, sehingga memiliki karakter sebagai generasi
penerus bangsa.
“Yang dinilai itu
keserasian busana dengan tema dan penjiwaan karakter dengan busana yang
dikenakan,” tandasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)