Edukasi Moderasi Beragama, Bentengi Pelajar dari Paham Radikal
Batang Paham radikalisme dapat menyerang pada berbagai kalangan, tak terkecuali para pelajar.
Batang Paham
radikalisme dapat menyerang pada berbagai kalangan, tak terkecuali para
pelajar.
Untuk membentengi agar
mereka tidak mudah terdoktrin paham radikalisme, yang bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila, maka Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bekerja sama
dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Penyuluh Agama Islam
Kantor Kemenag Batang menggelar Talkshow Penguatan Moderasi Beragama Bagi
Pelajar.
Ketua FKUB Batang
Subkhi mengatakan, sosialisasi tentang moderasi beragama terus digencarkan ke
seluruh kalangan, termasuk pelajar.
“Mereka inilah yang di
masa depan akan menjadi penerus bangsa. Jangan sampai putus pemahaman moderasi
beragama yang sudah baik ini,” katanya, usai menjadi narasumber dalam Talkshow
Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pelajar, di Aula SMKN 1 Kandeman, Kabupaten
Batang, Selasa (6/9/2022).
Para pelajar diharapkan
menjadi agen yang ikut menyampaikan kepada sebayanya, tentang moderasi
beragama.
“Tidak hanya teori
pemahaman saja, tapi ke depan akan ada tindak lanjut berupa implementasi di
lapangan agar lebih mengena pada sasaran,” jelasnya.
Saat ini fokusnya pada
pelajar SMK dengan menggandeng Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di
jenjang SMK. Dalam waktu dekat, FKUB juga kembali akan menggelar kegiatan serupa,
hanya lebih memfokuskan pada pelajar SMA.
“Rencananya 15
September mendatang bertempat di SMAN 1 Subah dengan tetap menggandeng
Kesbangpol dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif di Kabupaten Batang,”
bebernya.
Ia mengapresiasi,
situasi di Batang tetap kondusif. Jika di daerah lain ada tawuran pelajar,
alhamdulillah di sini tidak ada.
Sementara itu, Kepala
Badan Kesbangpol Batang Agung Wisnu Barata mengutarakan, dengan melakukan
gerakan edukasi moderasi beragama secara serentak, tentu akan membawa dampak
yang lebih baik.
“Dipilihnya kalangan
pelajar tentu melihat karakter mereka yang sangat lekat dengan teknologi
digital. Sering kali mereka menganggap apa yang diterima dari teknologi digital
sebagai suatu kebenaran dari teknologi digital, kalau tidak ada penyaringnya,
tentu berbahaya bagi pribadinya dan negara,” tegasnya.
Penting sekali
pemahaman moderasi beragama yang menitikberatkan pada nilai-nilai toleransi
yang menghargai semua keyakinan di Indonesia.
“Tujuannya supaya
generasi muda tidak mudah tergiring pada ideologi tertentu yang dibawa
kelompok-kelompok tertentu, yang bertentangan dengan Pancasila,” terangnya.
Ia mengapresiasi
pemahaman pelajar tentang moderasi beragama yang sudah cukup baik.
“Penekanan selanjutnya
hanya difokuskan pada pemahaman prinsip dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)