Potensi Ekonomi Menanam Anggur di Pekarangan Rumah
Batang - Kabupaten Batang memiliki potensi luar biasa dibidang perkebunan. Melihat lokasinya di daerah pantura dengan suhu tinggi dan kelembapan udara serta didukung wilayah pantai dan perbukitan.
Batang - Kabupaten
Batang memiliki potensi luar biasa dibidang perkebunan. Melihat lokasinya di
daerah pantura dengan suhu tinggi dan kelembapan udara serta didukung wilayah
pantai dan perbukitan.
Potensi ini
dimanfaatkan oleh Tri Makno penyuluh pertanian warga Desa Gondang Kecamatan
Subah Kabupaten Batang untuk menanam anggur di pekarangan rumahnya.
“Budidaya tanaman
selama ini dilakukan pada kondisi iklim yang sesuai dengan tanaman. Apalagi
saat ini negara kita masih mengalami musim kemarau lembab, karena kadang masih
ada curah hujan turun,” katanya saat ditemui di rumahnya Desa Gondang,
Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Senin (20/6/2022).
Makanya, tanaman anggur
sulit dibudidayakan jika dilahan terbuka.
Tetapi Tri Makno
mempunyai tekniknya sendiri dengan menanam anggur dipekarangan rumah tidak
menggunakan teknik konvensional.
“Tidak memerlukan lahan
yang luas bahkan lahan 6x12 meter yang sudah saya lakukan sangat efektif dengan ditanami ada 20 jenis anggur,”
jelasnya.
Tindakan yang dilakukan
penanaman anggur di pekarangan juga berbeda tidak menunggu batang tua setelah
paska tanam yang membutuhkan waktu 9 bulan.
Tetapi, lanjut dia,
asalkan paska tanam tanaman subur dengan dipupuk rutin itu 4 bulan sudah kita
buahkan. Caranya dengan memotong batang paling pucuk 0,5 cm menggunakan kuku
tangan saja.
Lahan yang dipersiapkan
juga tidak mengeluarkan biaya yang mahal hanya perlu kertas UV sebagai atap
penutup dan rangka-rangka tiang untuk Green House (GH) menggunakan baja ringan.
“Kelebihan anggur
ditanam di Negara Indonesia bisa menghasilkan buah terus-menerus, karena di tempat
asalnya di Ukraina dan Rusia buah anggur tidak dapat berbuah pada musim dingin
yang mempunyai jangka waktu 6 bulan,” terangnya.
Kemudian, keuntungan
ekonomi bagi masyarakat sendiri dengan menanam anggur yang sudah pernah saya
alami satu pohon jika dirawat betul dapat menghasilkan 15 kg setiap masa
panennya. Padahal harga anggur sendiri sekarang dijual dengan harga Rp50.000,00
per kg.
“Dampak positifnya bagi
negara kita bisa mengurangi impor anggur dari luar negeri yang selama ini tidak
dapat dikurangi dan masyarakat bisa menikmati anggur hasil menanam sendiri,”
ungkapnya.
Jika masyarakat ingin belajar menanam anggur di
pekarangan bisa datang ke tempat saya yang kebetulan juga membuka sekolah
budidaya anggur di rumah tanpa dipungut biaya. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)