Berpotensi Jadi Wirausahawan, WBP Dilatih Produksi Telur Asin
Batang - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Batang berupaya melihat potensi dan peluang yang dapat dikembangkan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk menjadi wirausahawan, maka digelarlah pelatihan produksi telur asin dan budidaya itik petelur, dengan mengundang Kelompok Ternak Itik Mutiara Biru.
Batang - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB
Batang berupaya melihat potensi dan peluang yang dapat dikembangkan bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk menjadi wirausahawan, maka digelarlah
pelatihan produksi telur asin dan budidaya itik petelur, dengan mengundang
Kelompok Ternak Itik Mutiara Biru.
Kapala Seksi Pembinaan Narapidana dan Pendidikan
Kegiatan Kerja (Binadik) Lapas Batang Satria Wicaksono mengatakan, pelatihan
tersebut tidak hanya untuk mengisi waktu luang WBP, namun selebihnya agar
mereka memiliki bekal ketika telah bebas dan akan kembali ke tengah masyarakat.
“Sebelum masuk sebagai WBP ada yang belum punya
kemampuan wirausaha apapun, nantinya setelah dilatih keterampilan, bisa
memperbaiki perekonomian bagi dirinya maupun keluarganya,” katanya, saat
mendampingi WBP dalam Pelatihan Itik Petelur dan Pembuatan Telur Asin, di Aula
Lapas Kelas IIB Kabupaten Batang, Jumat (21/1/2022).
Pelatihan ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten
Batang, agar tercipta lapangan kerja baru.
“Langkah awal kami berdayakan WBP yang berbakat
dibidang pembuatan telur asin dengan didukung Dharma Wanita Persatuan Lapas
Batang, dalam proses produksinya. Untuk pembagian hasilnya WBP yang berperan
langsung dalam proses produksi, akan memperoleh upah premi,” jelasnya.
Ia memastikan, apabila memungkinkan kedepan akan
dibuka pula peternakan itik yang memanfaatkan Kebun Asimilasi Lapas Batang.
Ketua Kelompok Ternak Itik Mutiara Biru, Suswoyo
menerangkan, langkah awal memulai usaha pasti harus memiliki modal dan lahan
yang cukup untuk membudidayakan itik petelur.
Modal yang dibutuhkan sekitar Rp10 juta untuk
membuat kandang. Sedangkan harga itik Rp70 ribu per ekor yang siap bertelur,
diperkirakan bisa bertelur dalam satu bulan.
“Untuk 100 ekor itik dibutuhkan kandang seluas 6×5
meter. Tahap awal butuh itik di usia 5-6 bulan atau Day Old Duck (DOD),” terangnya.
Marketing Kelompok Ternak Itik Mutiara Biru Sunawan
menambahkan, dalam memproduksi telur asin yang masir, harus ditopang dengan makanan itik yang nutrisinya tepat
guna.
“Agar menghasilkan telur asin yang warna kuningnya
agak kemerahan secara alami, maka pakan harus ditakar untuk 100 ekor itik, kita
kasih kombinasi antara 5 kg dedak halus, 5 kg nasi kering, 5 kg ikan rucah dan
2 kg konsentrat. Usahakan konsentrat yang ada pemerahnya, biar nanti
menghasilkan telor yang layak konsumsi sesuai minat konsumen,” ungkapnya.
Bagi pemula yang ingin berbisnis produksi telor asin,
ambil dulu dari bahan baku telur mentah dulu.
“Kita ambil rata-rata Rp2 ribu untuk diproses jadi
telur yang diasinkan Rp2.100,00. Untuk biaya operasional jadi Rp2.200,00, nanti
bisa dijual Rp2.800,00 standar penyuplai, berbeda jika dijual secara eceran
antara Rp3.000,00 - Rp3.500,00,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)