Bangun Komunitas Bisnis, Strategi Bertahan di Masa Pendemi Covid-19
Batang - Pandemi Covid-19 yang belum mereda, membuat Haryono, pendiri Hanama Indo Investama tergerak untuk membagikan strategi bagi pengusaha muda agar mampu bertahan dengan membangun komunitas bisnis.
Batang - Pandemi
Covid-19 yang belum mereda, membuat Haryono, pendiri Hanama Indo Investama
tergerak untuk membagikan strategi bagi pengusaha muda agar mampu bertahan
dengan membangun komunitas bisnis.
Haryono yang juga pemilik
perusahaan bakery, RotiQu Batang itu membeberkan kiat-kiat suksesnya, agar para
pengusaha muda tetap bertahan di tengah badai pandemi dengan memperkuat pondasi
bisnis bersama.
“Sebetulnya pandemi
bukan sebuah masalah, karena bisnis itu sendiri itu juga masalah. Maka salah
satu strateginya adalah dengan menggandeng rekan yang sudah berkecimpung di
dunia bisnis untuk dibenahi,” katanya, saat memberikan materi Strategi
Berbisnis di Masa Pandemi, di D’Avasana Garden, Desa Limbangan, Karanganyar,
Kabupaten Pekalongan, Minggu (9/1/2022).
Ia mengatakan, setelah
terbangun komunitas bisnis yang kuat, ketika badai pandemi menghantam, banyak
pihak yang ikut berkontribusi memikirkan langkah cepat untuk segera bangkit
kembali.
“Pikiran satu, dua
hingga banyak orang, menjadi satu kesatuan pemikiran yang luar biasa. Coba
kalau itu dikerjakan kita sendiri, tidak mungkin bisa bangkit secepat ini,”
katanya.
Pandemi ini bukan
menjadi masalah besar, justru menjadikannya banyak menelurkan banyak restoran
dan kafe.
“Pandemi ini kami telah
membuka 12 restoran dan toko baru, baik di Batang, Pekalongan, Yogyakarta,
bahkan dalam waktu dekat segera membuka di Bali dan Bangka Belitung,”
ungkapnya.
Ia menerangkan, selama
ini peran Hanama Indo Investama hanya sebagai konsultan bisnis, sekaligus
pengelola dana investasi untuk kalangan sendiri.
“Orang-orang yang
kesusahan dalam mengelola bisnisnya, kami masuk sebagai konsultan. Apabila
diminta untuk mengelola 100% kami siap, namun dengan syarat yang cukup berat,” jelasnya.
Syarat yang harus
ditempuh dengan menyisihkan 10 persen dari laba penjualan untuk diwakafkan ke
masjid atau kaum duafa yang membutuhkan.
“Beberapa perusahaan
yang kami kelola antara lain : D’Avsana, D’Blado, Ubud Brayo, Toko Danis dan
lainnya. Fokus kami di pengelolaan dana investasi milik teman-teman sendiri,
bukan untuk umum,” terangnya.
Ia bersama Hanama Indo
Investama bertekad untuk mencetak satu juta pengusaha muda baru, dengan
menerapkan empat prinsip pendidikan berbisnis.
“Pertama membangun pola
pikir yang kelasnya dimulai sebelum salat Subuh sampai jam 7 pagi, kedua
mendorong keinginan bisnis dari rekan-rekan yang heterogen, ketiga pendampingan
secara menajemen dan keempat setelah mereka lolos diberikan bantuan modal,
berbentuk saham dengan besaran variatif mulai 20%,” ujar dia.
Ia mengharapkan, bagi
pemuda yang ingin meraih kesuksesan harus memiliki mimpi besar diiringi doa dan
upaya keras untuk meraihnya, karena 5-20 tahun mendatang kepemimpinan ada di
tangan mereka. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)