Home / Berita / Ekonomi / PASCA NATARU, MASYARAKAT MENANTI KESTABILAN HARGA KEPOKMAS

Berita

Pasca Nataru, Masyarakat Menanti Kestabilan Harga Kepokmas

Batang - Pasca perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) masyarakat Kabupaten Batang menanti kestabilan harga Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas). Pasalnya, sepekan pasca Nataru, ada beberapa harga Kepokmas yang masih melambung tinggi.

Batang - Pasca perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) masyarakat Kabupaten Batang menanti kestabilan harga Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas). Pasalnya, sepekan pasca Nataru, ada beberapa harga Kepokmas yang masih melambung tinggi.

Salah satu konsumen Tamsari yang keseharian berprofesi sebagai pedagang nasi goreng, mengharapkan, harga Kepokmas dapat kembali normal, karena kenaikan harga yang sempat terjadi menjelang Nataru mempengaruhi harga jual ke konsumen.

“Tadi belanja beras, minyak dan keperluan berjualan nasi goreng. Kemarin waktu harga telor naik, ya harga jualnya ke konsumen saya naikkan,” katanya saat ditemui, di Pasar Induk Kabupaten Batang, Jumat (7/1/2022).

Ia berharap, harga Kepokmas segera turun, agar pedagang kecil tetap lancar, sehingga mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

Pedagang Kepokmas Rumini mengutarakan, sebagian Kepokmas mengalami kenaikan, namun ada kebutuhan sehari-hari yang sempat mengalami penurunan harga.

“Telur sekarang turun dari Rp32 ribu jadi Rp25 ribu, minyak goreng kemasan Rp18 ribu, sedangkan minyak curah Rp20 ribu, beras Rp10.500,00 dan gula pasir Rp12.500,00” jelasnya.

Ia mengaku, ketika harga telur meroket sangat berpengaruh pada pembelian konsumen, yang berkurang.

“Alhamdulillah sejak harga telur turun, pembeli sudah kembali normal. Semoga harganya turun semua, jadi pembelinya kembali normal lagi belanjanya,” harapnya.

Sementara, ditemui secara terpisah, Kepala Bidang Perdagangan, Disperindagkop dan UKM Batang, Endang Rahmawati mengatakan, untuk mengatasi kenaikan harga Kepokmas menjelang Nataru, Disperindagkop bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan RI telah menggelar operasi pasar pada (30/12/2021) lalu.

Operasi pasar itu hanya digelar di 4 titik, yakni Pasar Batang, Limpung, Bawang dan Bandar. Pihaknya hanya menyediakan 1.500 liter minyak goring yang disebar di 4 titik tersebut, dengan harga Rp14 ribu/liter.

“Ya langsung laris manis, karena sistemnya jual putus. Barang yang sudah dikirim harus habis dan langsung bayar,” tegasnya.

Pihaknya berupaya untuk berkoordinasi dengan Disperindag Provinsi Jawa Tengah, apabila dimungkinkan digelar operasi pasar kembali.

“Kalau kami dikirimi terlalu banyak dikhawatirkan tidak ada yang langsung membayar, andai kata belum laku terjual di hari itu juga. Makanya secara bertahap sekiranya masih ada alokasi untuk digelar kembali operasi pasar,” ungkapnya.

Saat ini pihak Disperindag Batang bersama Provinsi Jateng, hanya berfokus pada operasi pasar minyak goreng, maka hanya bekerja sama dengan produsen minyak goreng. MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)