Home / Berita / Seni dan Budaya / JOGLO MBERAN JADI MEDIA PERUPA SAMPAIKAN KRITIK MEMBANGUN

Berita

Joglo Mberan Jadi Media Perupa Sampaikan Kritik Membangun

Batang - Potensi seni dan budaya yang dimiliki di Kabupaten Batang menjadi daya tarik tersendiri bagi para perupa untuk memamerkan karyanya. Salah satunya Abdullah Ibnu Talhah memilih Joglo Mberan yang memiliki sisi artistik, sehingga sesuai untuk dijadikan media menampilkan puluhan hasil karyanya, dalam menyampaikan kritik-kritik sosial yang membangun.

Batang - Potensi seni dan budaya yang dimiliki di Kabupaten Batang menjadi daya tarik tersendiri bagi para perupa untuk memamerkan karyanya. Salah satunya Abdullah Ibnu Talhah memilih Joglo Mberan yang memiliki sisi artistik, sehingga sesuai untuk dijadikan media menampilkan puluhan hasil karyanya, dalam menyampaikan kritik-kritik sosial yang membangun.

Pria yang akrab disapa Kang Talhah ini mengatakan, dipilihnya Batang sebagai media untuk menampilkan 50 karya terbaiknya, karena saat ini merupakan kota yang sedang berproses menjadi sebuah megapolitan, dengan segala keberagamannya.

“Pameran ini terselenggara karena di kedai ini tempat paling tepat untuk bisa bertemu dengan seluruh seniman di Kota Batang. Ini bisa jadi awal yang baik untuk dimanfaatkan secara kolaboratif dalam membangun seni dan budaya di kota yang sedang bertumbuh ini,” kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen Ilmu Seni dan Arsitektur IAIN Walisongo Semarang, saat menggelar pameran tunggalnya di Joglo Mberan, Kelurahan Watesalit, Kabupaten Batang, Minggu (2/1/2022).

Ia menerangkan, dalam membangun sebuah kota harus dimulai dari sisi kebudayaan individunya.

“Kesadaran kearifan lokal sebagai masyarakat Pantura dapakai untuk pijakan dalam membangun peradaban di masa depan. Batang juga sama dengan kota-kota lainnya karena memiliki tantangan besar, dibutuhkan cara yang tepat untuk bisa membaca potensi diri,” jelasnya.

Ia mengharapkan adanya gerakan kebudayaan dengan berkesenian, untuk menyadarkan masyarakatnya, yang memiliki potensi besar dan dapat dibangun menjadi kota yang besar secara kolaboratif.

Pemilik Joglo Mberan, Sohirin mengatakan, pameran seni rupa memang sudah sering digelar di Batang. Dengan dipilihnya Joglo Mberan sebagai media, merupakan salah satu upaya untuk menambah ruang ekspresi yang baru.

“Spirit yang dibawa agar semua orang bisa menikmati seni karena sekarang mudah diakses. Di sini semua kalangan bisa memperbincangkannya secara bebas, sambil ngopi dan tidak terbatas bahwa karya seni hanya bisa dinikmati di sebuah galeri tertentu saja,” tuturnya.

Ia mengapresiasai ide dari Kang Talhah yang menggelar pameran tunggal di Joglo Mberan.

“Ini menjadi ruang-ruang perjumpaan baru bagi para seniman di Kota Batang,” ungkapnya.

Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batang, Tri Bakdo mengungkapkan, karya seni merupakan implementasi dari sebuah gagasan manusia. Seni itu bisa jadi media untuk menuangkan ide, gagasan bahkan perasaan melalui sebuah karya, baik lukisan, tari atau teater.

“Mas Talhah sebenarnya sama, jadi karya abstrak pun sama dan tidak bisa digeneralisasi baik karya karikatural atau kontemporer,” ujar dia.

Sementara, Kepala DPMPTSP Batang Wahyu Budi Santoso, yang juga sebagai pemerhati seni menyampaikan, tidak ada larangan untuk mengekspresikan hasil karyanya.

“Silakan ekspresikan karya seni kalian, melalui kemampuan berkesenian masing-masing, seperti tari, lukis maupun pertunjukan. Sudah saatnya kita keluarkan identitas kita, jangan hanya diunggah di media sosial, tapi tampilkan karya secara langsung,” terangnya.

Salah satu pengunjung, Eka Panca menuturkan, pameran ini merupakan kegiatan positif, supaya masyarakat makin memahami bahwa Kabupaten Batang memiliki potensi besar di bidang seni dan budaya.

“Di sini juga bisa jadi ajang untuk saling mengenenal sesama seniman, salah satunya Komunitas Serbuk Pensil, yang ikut mendukung kegiatan ini,” katanya.

Ia mengharapkan, kegiatan serupa bisa digelar di kedai-kedai lain. Selain meramaikan kedainya, bisa mengangkat potensi mereka sebagai bagian dari ekonomi kreatif di Batang.

“Semua seni itu mahal, karena tercipta dari suatu kreativitas yang dimiliki tiap individu. Pameran tetap jadi media yang tepat untuk mengenalkan hasil karyanya,” imbuhnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)