Batang Coffee Launching Emping 'Batas Kota'
Batang - Tak bisa dipungkiri, pandemi yang melanda dua tahun terakhir ini memang membawa dampak negatif terutama pada sektor bisnis.
Batang - Tak bisa
dipungkiri, pandemi yang melanda dua tahun terakhir ini memang membawa dampak
negatif terutama pada sektor bisnis.
KUB (Kelompok Usaha
Bersama) Batang Coffe yang sebelumnya masif memasarkan produk kopi kini
melebarkan sayapnya ke bisnis makanan ringan. Hal ini disebabkan oleh lesunya
peminat kopi dikalangan pasar, sehingga mereka mencoba merambah ke bisnis
emping
Dalam kurun waktu 4
bulan terakhir ini, mereka sukses memamerkan produk emping hingga ke Bali dan
NTT.
Pengelola C.V Batang
Coffe Diaz Rifani Zuniyanto, menuturkan bahwa pandemi ini tidak terlalu
berpengaruh pada bisnis emping, melainkan kondisi cuaca yang menentukan faktor
produktivitas emping.
“Kalo pandemi ini
sebenarnya ga ngaruh-ngaruh banget, soalnya kita sudah punya langganan pembeli
dalam partai besar, yang paling pengaruh itu faktor cuaca, ketika hujan
biasanya harga emping mulai naik tapi barang tidak ada,” Katanya saat ditemui
di Desa Pujut, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Rabu (18/11/2021)
Dirinya mengungkapkan,
dalam kurun waktu sepekan dapat memproduksi emping hingga 1,5 ton.
“Selama ini, kami satu
pekan itu bisa menghasilkan emping kering 1,5 ton. Tentunya juga tergantung
cuaca, selain fokus pada pangsa pasar, mereka juga melakukan pemberdayaan
masyarakat lewat jasa memipihkan biji mlinjo menjadi emping,” jelasnya.
Antusiasme masyarakat
melihat peluang ekonomi guna menambah pundi-pundi rupiah untuk menekan angka
kemiskinan.
“Ada sekitar 250
pekerja yang kita berdayakan, pekerja Kecamatan Tersono sendiri ada 6.
Diantaranya, Desa Boja, Kebonwaru, Tersono, Kebumen, Tempuran, Tegalombo dan Pakis,”
terangnya.
Tidak hanya di wilayah
Kecamatan Tersono, pekerja pemipih biji mlinjo menjadi emping yang disebut
'Ngemping' ini juga tersebar ke beberapa Desa di Kecamatan Reban dan Kecamatan
Pecalungan. (MC Batang, Jateng/Fahmi/Jumadi)