Poskestren, Siapkan Santri Tangani Permasalahan Kesehatan
Batang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang berupaya memberikan pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) supaya menjadi santri husada yang mampu menangani permasalahan kesehatan di lingkungannya.
Batang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang
berupaya memberikan pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) supaya
menjadi santri husada yang mampu menangani permasalahan kesehatan di
lingkungannya.
Kepala Dinkes Batang, dr. Didiet Wisnuhardanto
mengharapkan, setelah mengikuti pelatihan para santri memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang kesehatan.
“Paling tidak bisa menangani ketika ada kegawatdaruratan,
seperti demam, pusing. Mereka juga diberikan kotak Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), pelatihan mengukur tekanan darah dan pengukuran suhu serta
obat-obatan sederhana seperti paracetamol, karena hanya untuk penanganan
penyakit ringan saja,” katanya saat menyampaikan materi pelatihan Poskestren,
di Hotel Sahid Mandarin, Kota Pekalongan, Kamis (14/10/2021).
Ia menerangkan, beberapa penyakit yang sering
diderita santri yaitu pusing, mual dan gatal-gatal, yang langkah selanjutnya
tetap dibawa ke Puskesmas terdekat.
Sementara, Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Mutmainah mengutarakan, pelatihan ini berguna bagi
para santri, agar menjadi mandiri dalam penanganan kesehatan. Terutama di masa
Pandemi Covid-19 sangat riskan, bagaimana mereka mengenali masalah kesehatan
yang ada di sekitarnya dan menyelesaikannya dengan potensi yang dimiliki.
“Kami menyebutnya santri husada, karena harapannya
menjadi kader yang akan menjadi agen perubahan di pondok pesantren
masing-masing. Kita tahu masalah kesehatan di ponpes itu kompleks, sebab mereka
berada di dalam hingga 24 jam, tentu ada yang mengalami penyakit menular maupun
tidak,” terangnya.
Di sisi lain, ada masalah gizi yang harus
diperhatikan, penyakit kulit yang rawan diderita dan lainnya.
Selama dua hari, para santri telah dibekali ilmu
pengetahuan seputar kesehatan, dari berbagai organisasi profesi seperti Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI).
“Hari ini santriwan santriwati diajak mengenali
sanitasi yang ideal di ponpes dan di akhir kegiatan kami juga menyerahkan
Poskestren Kit, berupa tempat tidur, pijakan kaki, kotak P3K, tensimeter,
timbangan injak dan stetoskop yang semuanya diajarkan langsung,” jelasnya.
Ia memastikan, apabila mereka memgalami kesulitan,
pihak Puskesmas siap memberikan pendampingan.
Salah satu santri dari Ponpes Roudlotul Muhtadin,
Dlisen Limpung, Muhammad Nafidz mengatakan, selama mengikuti pelatihan
diberikan pelajaran dan praktik langsung cara menangani ketika mengalami
masalah kesehatan.
“Biasanya kami sering mengalami gatal-gatal di
kulit. Dulu sebelum mendapat pelatihan cara menanganinya hanya memakai salep
atau bahkan ada yang ngawur pakai deterjen, padahal tidak boleh,” ungkapnya.
Ia menerangkan, setelah mendapat pelatihan, para
santri mendapat pencerahan, agar tidak boleh kontak fisik langsung dengan orang
yang menderita gatal-gatal.
“Ada juga pelatihan ketika santri mengalami
kecelakaan. Kami diberi bantuan alat medis seperti timbangan injak, alat
pengukur tekanan darah, pengecek suhu,” ujar dia.
Untuk mengasah kemampuan, para santri akan
meluangkan waktu agar mampu menggunakan alat medis tersebut, sehingga dapat
membantu santri lain yang sakit ringan. (MC Batang, Jateng/Heri/jumadi)