Home / Berita / Kesehatan / KIPI RINGAN, ANAK TAK PERLU PANIK DIVAKSINASI COVID-19

Berita

KIPI Ringan, Anak Tak Perlu Panik Divaksinasi COVID-19

Batang - Vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 12-17 tahun, tak perlu membuat panik, karena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sangat ringan.

Batang - Vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 12-17 tahun, tak perlu membuat panik, karena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sangat ringan.

Dokter Spesialis Anak RS QIM Batang Evi Susanti mengemukakan, rencana vaksinasi tersebut mendapat dukungan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan para orang tua. Hal itu disebabkan, anak juga dapat menjadi sumber penularan Virus Corona.

“Saat ini memang mereka banyak berada di rumah, nanti kalau sudah tatap muka, apalagi yang berusia 12-17 tahun lebih sering beraktivitas, dibandingkan anak yang berusia di bawahnya, tentu lebih butuh divaksinasi,” tuturnya saat ditemui, di RS QIM Kabupaten Batang, Senin (5/7/2021).

Ia mengatakan, anak usia tersebut sudah bisa menyampaikan, andai kata KIPI terjadi.

“KIPI yang mungkin terjadi hanya timbul rasa nyeri di tempat suntikan saja dan tidak menimbulkan demam,” ungkapnya.

Sebelum vaksinasi, perlu dilakukan sejumlah persiapan, seperti kondisi fisik harus sehat.

“Apabila anak sedang mengalami demam, menderita komorbit seperti diabetes, darah tinggi, kanker, tidak boleh divaksinasi atau dikonsultasikan kepada dokternya. Pada saatnya nanti, setelah terkontrol akan diperbolehkan divaksinasi,” jelasnya.

Khusus bagi anak yang sudah terkena COVID-19, secara alamiah harus ditunggu selama tiga bulan dahulu, baru diperbolehkan vaksinasi.

“Ukuran dosisnya 1 vial bisa digunakan untuk 20 anak,” terangnya.

Ia menambahkan, varian Delta memang lebih mudah menyerang anak-anak, dibandingkan virus terdahulu.

“Kalau Delta penyebarannya lebih cepat. Gejalanya diawali batuk, pilek, tenggorokan sakit, hilangnya penciuman. Kalau kita buka masker 5-10 detik, jika ada yang positif dengan varian tersebut, bisa langsung tertular,” katanya.

Untuk meminimalkan penularan, pakailah masker dobel. Cara itu paling efektif dan efisien, murah serta mudah dijangkau.

Vaksinasi yang rencanakan akan diberikan untuk anak usia 12-17 tahun, mendapat tanggapan positif dari salah satu siswi Prihani, karena untuk memperkuat imunitas tubuh.

“Ya mau aja sih divaksinasi. Itu juga buat jaga imun biar tidak lemah, kalau sampai lemah mudah terkena Virus Corona,” tuturnya.

Selama vaksin itu belum ada, ia selalu berupaya mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.

Tanggapan positif pun datang dari salah satu orang tua, Rohila Azmi mengutarakan, vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun dibutuhkan, karena demi kekebalan tubuhnya jika sudah diizinkan mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

“Kebanyakan orang tua pasti merasa cemas sama anaknya. Tapi kalau saya tidak khawatir, karena mantap anak harus divaksinasi COVID-19,” ungkapnya.

Menurutnya, vaksinasi harus digerakkan maksimal, karena penyebaran pandemi kian melonjak.

“Kalau nanti sudah divaksinasi, karena anak saya sudah kelas XII, protokol kesehatan harus tetap dijaga waktu PTM dizinkan,” tandasnya.

Sebelum divaksinasi, Lanjut dia, kondisi tubuh harus dijaga, dengan makan makanan bergizi. Untuk sementara jika memang tidak begitu penting, lebih baik tetap di rumah.

“Alhamdulillah anak saya tidak punya penyakit penyerta, Insyaallah bisa divaksinasi. Kalau nanti terjadi KIPI, langsung aja bawa ke Puskesmas biar diperiksa,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)