Tokoh Masyarakat Harus Luruskan Pemahaman Tentang COVID-19
Batang - Banyaknya informasi yang simpang siur seputar COVID-19, membuat sebagian kaum awam menjadi ragu akan keberadaan virus tersebut. Maka peran tokoh masyarakat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman, bahwa pandemi itu benar adanya dan vaksinasi serta protokol kesehatan merupakan bagian dari pencegahan.
Batang - Banyaknya informasi yang simpang siur
seputar COVID-19, membuat sebagian kaum awam menjadi ragu akan keberadaan virus
tersebut. Maka peran tokoh masyarakat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman,
bahwa pandemi itu benar adanya dan vaksinasi serta protokol kesehatan merupakan
bagian dari pencegahan.
Kepala Puskesmas Batang I dr. Komarudin
menyampaikan, ada beberapa tokoh masyarakat yang menolak untuk divaksin dan
mematuhi protokol kesehatan, karena tidak mempercayai COVID-19 masih menyebar.
“Akibatnya warga awam langsung mengikuti tanpa
bertanya. Jadi memang perlu kerja sama antara tokoh masyarakat dan ulama, untuk
meluruskan pola pikir tentang pandemi,” katanya, saat memeriksa salah satu Lanjut
usia (Lansia) sebelum divaksinasi di Puskesmas Batang I, Kabupaten Batang,
Selasa (22/6/2021).
Ia menjelaskan, pihak Puskesmas telah sering
menyosialisasikan tentang pentingnya vaksinasi kepada warga dan tokoh
masyarakat. Namun sebagian dari mereka memiliki pandangan bahwa COVID-19 sebenarnya
tidak ada.
“Itulah yang menjadi kendala, walaupun kami sudah
sosialisasi tetap dia punya pemahaman sendiri. Untuk mengubah pola pikir itu
kami agak kesulitan, virus itu tidak terlihat, tapi nyatanya banyak memakan
korban, datanya juga ada,” ungkapnya.
Untuk meyatukan pemahaman, Lanjut dia, kita harus
merangkul semua pihak. Termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat bersinergi
menyukseskan vaksinasi COVID-19.
“Jangan hanya dari pihak kesehatan saja yang
menyerukan, tapi tokoh masyarakat di kota hingga desa, juga ikut
menyosialisasikan bahaya pandemi COVID-19,” jelasnya.
Ia memastikan, jika semua tokoh masyarakat dan ulama
memiliki pola pikir yang sama, semua warga pasti bersedia divaksinasi dan
mematuhi protokol kesehatan.
Salah satu tokoh masyarakat, H. Ridwan Dimyati
menuturkan, dirinya sempat tidak percaya dengan pandemi yang sedang menyebar.
Namun setelah melihat fakta-fakta bahwa warga di sebagian kota-kota besar
banyak terkontaminasi COVID-19, perlahan-lahan mengubah pemahamannya.
“Dulu sempat ragu mau divaksin, karena pernah dengar
kalau vaksinnya itu mengandung babi, jadi sebagai muslim was-was. Tidak percaya
Corona, karena tidak kelihatan, tapi nyatanya ada,” ungkapnya.
Akhirnya, atas dasar kesadaran pribadi datang
langsung ke Puskesmas dan bersedia divaksinasi.
“Kalau kita berikhtiar kan sama saja untuk
keselamatan diri sendiri. Sebaiknya kita mengikuti mereka yang lebih mengetahui
masalah ini. Boleh saja membantah karena banyak dalil, tapi kita harus melihat
sebab, maka harus menyadari sesungguhnya menjaga keselamatan diri itu penting,”
ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)