Home / Berita / Seni dan Budaya / N’TELISIK BATANG 5 KENALKAN BUDAYA BALEKEMBANG GRINGSING BATANG

Berita

n’Telisik Batang 5 Kenalkan Budaya Balekembang Gringsing Batang

Batang - Forum Silaturahmi Mahasiswa Batang (Forsimba) Yogyakarta menggelar acara n’Telisik ke-5 Batang untuk Revitalisasi Pesona Budaya Balekembang di Dukuh Bendosari, Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Sabtu (27/2/2021).

Batang - Forum Silaturahmi Mahasiswa Batang (Forsimba) Yogyakarta menggelar acara n’Telisik ke-5 Batang untuk Revitalisasi Pesona Budaya Balekembang di Dukuh Bendosari, Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Sabtu (27/2/2021).

Ketua Forsimba Yogyakarta Rofi Afifin mengatakan, kegiatan n’Telisik Batang adalah kegiatan rutin setiap tahunnya kelompok Mahasiswa Batang yang berkuliah di Yogyakarta untuk menggali informasi sejarah dan budaya yang belum pernah dipublikasi ke masyarakat.

n’Telisik Batang kali ini yang ke-5 kita mengambil tema budaya balekembang yang merupakan budaya yang ada di Kabupaten Batang tetapi pasti belum semua orang tahu, karena itu kita ingin mengenalkannya,” tuturnya.

Tujuan dari pengenalan budaya balekembang agar diperhatikan situs atau lokasi ini oleh Pemerintah Kabupaten Batang agar tetap terjaga jika kalau bisa menjadi tempat wisata baru di Desa Sidorejo ini. Melihat kondisi sekarang balekembang yang tidak terawat karena sebagian peninggalan sudah dibawa ke museum.

Budaya balekembang sekarang juga banyak dilakukan aktivitas yang negatif dilokasi tersebut oleh beberapa masyarakat, maka dari itu perlu perhatian khusus agar peninggalan itu bermanfaat positif bagi masyarakat sekitar,” tandasnya.

Wakil Bupati Batang Suyono mengatakan, bahwa hari ini kegiatan n’Telisik Batang yang ke-5 termasuk dalam nguri-nguri budaya yang ada di Kabupaten Batang oleh adik-adik mahasiswa.

Kegiatan n’Telisik Batang luar biasa kedepannya harus diteruskan setiap tahunnya agar budaya terjaga khususnya di Kabupaten Batang agar mengingatkan kita kembali apa yang sudah diperjuangan oleh nenek moyang kita sampai bisa seperti ini yang nantinya tercatat dalam budaya yang harus dilestarikan.

Saya tidak lupa memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp5.000.000,00 untuk kegiatan n’Telisik Batang yang ke-5 ini, karena kegiatannya saya kira sangat positif yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa Kabupaten Batang,” jelasnya.

Diharapkan, mahasiswa harus selalu aktif jangan sampai tidak ada kelanjutannya yang menyebabkan nanti cerita budayanya putus digenerasi berikutnya. Karena kita harus menceritakan cerita sejarah yang benar. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)