Home / Berita / Seni dan Budaya / PEMENTASAN VIRTUAL TAK JAMIN KEPUASAN SENIMAN

Berita

Pementasan Virtual Tak Jamin Kepuasan Seniman

Batang - Kondisi pandemi COVID-19 mengharuskan seniman di Kota Batang menghela nafas sejenak dengan menghentikan sejumlah pementasan dan pagelaran secara tatap muka. Untuk mengatasinya mereka mencoba untuk memodifikasi pementasan secara virtual, namun hasilnya tidak menjamin kepuasan para seniman.

Batang - Kondisi pandemi COVID-19 mengharuskan seniman di Kota Batang menghela nafas sejenak dengan menghentikan sejumlah pementasan dan pagelaran secara tatap muka. Untuk mengatasinya mereka mencoba untuk memodifikasi pementasan secara virtual, namun hasilnya tidak menjamin kepuasan para seniman.

Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Batang Tri Bakdo mengatakan, kondisi serupa juga dialamai para seniman di daerah lain. Untuk mengatasinya, seniman di Batang sempat beberapa kali menggelar pementasan virtual, namun banyak di antara mereka merasa bahwa pagelaran atau pameran sesungguhnya adalah dengan dikunjungi dan disaksikan langsung para penikmatnya pada sebuah ruang galeri.

“Sudah berkali-kali kami mengadakan acara secara virtual, seperti beberapa waktu lalu ada pementasan “Keplantrang” dari Teater Duyung Dayani, disusul Teater Tata Naluri Ethnic, tapi greget ketika tampil secara virtual itu kurang greng, karena sebagai seniman kalau tidak ada tepuk tangan dari penonton pasti ada yang kurang,katanya saat ditemui di Rupatama Mapolres, Kabupaten Batang, Jumat (5/2/2021).

Ia bersama sejumlah seniman di Batang mengambil sikap menghentikan pementasan dan pameran untuk sementara waktu. Pada saatnya nanti ketika pandemi sudah selesai, akan kembali berekspresi.

Pria yang pernah memamerkan karya lukis “Bharatayuddha” hingga ke Paris itu, mengakui pandemi berdampak secara ekonomi bagi para pelaku seni.

“Semua perupa “tiarap” semua. Pameran sebetulnya bisa secara virtual, tapi kan tidak menjanjikan apa-apa,” ungkapnya.

Ia telah berdiskusi dengan kawan-kawan seniman, supaya semangat berkarya itu tidak pupus. Artinya ketika berada di rumah, kami tetap menciptakan sebuah karya dengan konsep-konsep baru, nanti setelah pandemi teratasi segera beraksi.

“Seniman itu akan membuat karya tergantung dari situasi yang sedang dialami. Ketika sedang ada pendemi, otomatis mereka akan berkarya yang berdekatan dengan masalah pagebluk atau wabah,” terangnya.

Ia memotivasi para seniman di seluruh tanah air, bahwa setelah pandemi ini usai, pasti pertunjukan itu akan berjalan. Dan ketika seniman telah menyiapkan karyanya sejak awal, nantinya mereka tidak akan kerepotan.

“Ketika ada COVID-19 ini kami gunakan sebagai kesempatan untuk berkarya di rumah saja,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)