Home / Berita / Kegiatan Keagamaan / PERAYAAN NATAL VIRTUAL, PENYELAMATAN UMAT DARI COVID-19

Berita

Perayaan Natal Virtual, Penyelamatan Umat dari Covid-19

Batang - Pertama kalinya dalam sepanjang sejarah, ratusan jemaat Gereja Paroki Katolik Santo Yusup mengikuti Misa Malam Natal dan Misa Natal secara virtual, diakibatkan karena masih adanya pandemi Covid-19 di Kabupaten Batang khususnya dan Indonesia umumnya.

Batang - Pertama kalinya dalam sepanjang sejarah, ratusan jemaat Gereja Paroki Katolik Santo Yusup mengikuti Misa Malam Natal dan Misa Natal secara virtual, diakibatkan karena masih adanya pandemi Covid-19 di Kabupaten Batang khususnya dan Indonesia umumnya.

Petugas yang mengikuti Misa terbatas hanya 20 orang, sedangkan jemaat lainnya mengikuti secara virtual dari kediamannya. Pihak gereja pun mempersiapkan segala sesuatunya agar ibadah Misa Malam Natal dan Misa Natal dapat berjalan lancar, maka mengundang tim khusus yang berkompeten di bidangnya.

“Semangatnya masih sama untuk memuji Tuhan, walaupun tidak dihadiri umat secara langsung. Awalnya kami melihat gereja ini kosong di hari raya, rasanya terenyuh (terharu), tetapi selalu ingat pesan yang disampaikan Pemkab Batang, untuk mengurangi jumlah ibadah dan kerumunan, sehingga itu menjadi pertimbangan yang mengutamakan keselamatan umat,” Kata Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki Santo Yusup Batang, Markus Andri Joko Purnomo, saat dikonfirmasi usai Misa Natal, Jumat (25/12/2020).

Ia mengharapkan, Misa Natal virtual ini dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Meski demikian nilai kekhusu’an umat dalam beribadah tidak berkurang.

“Di rumah masing-masing juga disamping menyaksikan di depan layar, tapi jemaat pun berpakaian resmi dilengkapi sarana prasarana di rumah layaknya beribadah di dalam gereja,” ujarnya.

Ia menerangkan, andai kata tidak terjadi Covid-19 pihak gereja merencanakan ada sekitar 300 jemaat yang akan mengikuti ibadah tatap muka. Namun karena masih ada pandemi, maka 20 jemaat saja yang mengikuti langsung.

“Jemaat yang hadir terbagi menjadi tim paduan suara 10 orang, pengurus Dewan Pastoral Paroki 5 orang, anak-anak pelayan Misa 4 orang, perwakilan jemaat 1 orang,” jelasnya.

Markus menambahkan, pihaknya memutuskan hingga kondisi yang memungkinkan gereja akan ditutup terlebih dahulu, tidak akan digelar Misa.

“Kalau ada ibadah mingguan digelar di rumah Pastor,” katanya.

Sementara itu, Founder RGP Project, Augasta mengutarakan, sebagai makhluk sosial dan beragama sudah sewajarnya untuk saling membantu jika ada saudara yang membutuhkan pertolongan.

Menjadi bagian untuk menyukseskan pelaksanaan ibadah Misa Malam Natal dan Misa Natal bagi saudara-saudara umat Katolik, menjadikan Gasta, sapaan akrabnya merasa bahagia dan bangga, karena kemampuannya dapat mempermudah mereka menjalankan ibadahnya.

“Selama ini saya dan tim hanya membantu pelaksanaan acara hiburan dan pengajian secara virtual, tapi sejak ada pandemi kami jadi bermanfaat bagi agama lain, rasanya benar-benar membahagiakan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia sedang memasuki masa-masa transisi hingga tahun 2021, tentu kegiatan secara virtual masih banyak digelar.

“Dengan adanya Covid-19, justru menjadikan kita semakin kreatif, contohnya melakukan kegiatan keagamaan yang semula bertatap muka, sekarang harus serba virtual,” tandasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)