Uniknya Miniatur Truk Oleng Buatan Penyandang Disabilitas Asal Batang

Batang - Impron (36) warga Desa Karanganom, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang mampu menciptakan miniatur truk oleng yang terkenal saat melintas jalan pantura dari bahan kayu.
Batang - Impron (36)
warga Desa Karanganom, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang mampu menciptakan
miniatur truk oleng yang terkenal saat melintas jalan pantura dari bahan kayu.
Sebelum menggeluti
kerajinan miniatur truk oleng saya buruh biasa menjadi supir, setelah terjadi
kecelakaan yang membuat kaki untuk diamputasi dan menjadikan saya seorang disabilitas.
Pasca kecelakaan saya
bingung untuk mencari nafkah seperti apa dengan keterbatasan, karena saya sudah
mempunyai tanggung jawab istri dan anak-anak saya.
“Awalnya ide membuat
truk dari saya ingin membelikan mainan kepada anak, karena keterbatasan ekonomi
akhirnya saya melihat-lihat cara membuat melalui youtube. Ternyata pembuatannya
tidak begitu rumit dengan menggunakan limbah-limbah sisa seperti kayu, pipa,
dan kawat kecil,” kata Impron saat ditemui di Rumahnya, Rabu (23/12/2020).
Lebih lanjut, dia
menerangkan, berawal dari kegigihan dan semangat itulah sekarang kerajinan
miniatur truk oleng saya tekuni, Pertama kali miniatur truk oleng dijual oleh
teman yang mampir kerumah dan melihat hasil miniatur truk oleng saya akhirnya
dibawa pulang, sampai dirumah tetangganya melihat dan tertarik setelah itu
dibeli.
“Pembuatan miniatur
truk oleng menyiapkan kayu, terus dibentuk pola seperti badan truk, rangka
truk, dan bak truk. Setelah itu dipasang menjadi satu dan dicat sesuai warna
yang diinginkan, kemudian pasang stiker dan pernak-pernik lampu miniatur truk
oleng tidak perlu ganti baterai hanya memakai charger gawai,” jelasnya.
Harga miniatur truk
oleng produk pembuatannya dijual dengan harga Rp300.000,00 dengan ukuran
panjang 48cm dan tinggi 20cm, jika ingin pesan ukuran model yang lebih besar
tinggal menyesuaikan harga saja. Pengerjaan miniatur truk oleng sendiri memakan
waktu seminggu.
Pemasaran penjualan
miniatur truk oleng masih dari mulut-kemulut dan baru-baru ini saya mencoba
lewat media sosial facebook, tapi paling yang mengoperasikan anak-anak saya.
Omset penjualan sendiri berkisar Rp900.000,00 per bulan.
“Kendalanya modal pasti
ada, apalagi sekarang pada masa pandemi Covid-19 sangat sulit untuk memasarkan
jika benar-benar ada orang yang berminat dan peralatan saya masih ala kadarnya,”
pungkasnya.
Ia berharap, mudah-mudahan
Pemerintah Kabupaten Batang dapat membantu sedikit alat-alat yang saya gunakan.
(MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)