Kemenparekraf Lakukan Sertifikasi Kompetensi Pelaku Usaha Batik Batang
Batang - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menyelenggarakan sertifikasi kompetensi kepada para pelaku usaha di bidang industri perbatikan di Aula Hotel Sendang Sari, Kabupaten Batang, Senin (5/10/2020).
Batang - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) RI menyelenggarakan sertifikasi kompetensi kepada para pelaku
usaha di bidang industri perbatikan di Aula Hotel Sendang Sari, Kabupaten
Batang, Senin (5/10/2020).
“Sertifikasi kompetensi itu adalah pengakuan kepada
orang-orang sudah berkecimpung di dunia usaha tersebut,” kata Direktur
Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI, Muhammad Rifky Fauzan.
Ia menerangkan, program ini tidak hanya dikaksanakan
di Kabupaten Batang saja, tetapi sebelumnya juga telah dilakukan kepada 80
perajin batik di Kabupaten Magelang, 100 perajin di Kabupaten Batang dan
berikutnya 100 perajin ke Kabupaten Rembang.
“Kegiatan ini berkat usulan dari teman-teman Dinas
Pariwisata yang bekerja sama dengan anggota komunitas. Dan ini tidak berakhir
sampai di sini, karena akan ada kegiatan-kegiaran selanjutnya,” tegasnya.
Langkah ke depan, lanjut dia, Kemenparekraf akan
terus-menerus memperbaiki karena kawan-kawan perajin membutuhkan penyegaran.
“Kami akan memberikan pelatihan pemasaran, contohnya
mereka bisa memanfaatkan saudara-saudaranya yang mempunyai media sosial untuk
mempromosikan dan menjual produk-produknya secara online. Pangsa pasarnya sudah
jelas yakni hingga internasional, karena batik itu berkaitan dengan selera
banyak Kepala Negara,” tuturnya.
Maka di zaman milenial ini, para pelaku usaha harus
mampu memanfaatkan gawai yang dimiliki, karena pemasaran yang lebih cepat
diterima konsumen adalah secara online.
“Pelatihan dan sertifikasi juga termasuk stimulus
dari Pemerintah Pusat kepada para perajin. Stimulus tidak serta merta berbentuk
bantuan, namun bisa diklasifikasikan yaitu untuk peningkatan kompetensi, metode
penjualan online, membangun alur cerita pada corak batik yang beragam.
Menurutnya, batik Kabupaten Batang memiliki ciri khas
tersendiri dan dapat dijadikan satu alur cerita dengan nama “Batik Batang Punya
Cerita”.
Sementara itu, Kepala Disparpora Kabupaten Batang,
Wahyu Budi Santoso memaparkan, empat motif batik yang dapat dijadikan satu alur
cerita antara lain: Batik Rifaiyah, Batik Batangan, Batik Warna Alam dan Batik
Gringsing, sesuai klasifikasinya.
“Saya sangat berterima kasih kepada Kemenparekraf
RI, dengan adanya sertifikasi batik ini sebagai wujud pengakuan secara nasional
kepada para pembatik kita. Hasil pelatihan dan sertifikasi ini akan tercatat
dalam database kementerian yang dapat dilihat oleh seluruh Indonesia untuk
berbagai kepentingan,” ungkapnya.
Pihaknya bersama Kemenparekraf RI akan mendorong
para perajin supaya dapat meningkatkan kreativitas dalam pemasaran.
“Tantangannya supaya batik ini bisa dibudayakan
sekaligus menghidupi mereka,” Pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)