Bupati Batang Pastikan Saluran Pipa Gas Semarang-Cirebon Terealisasi
Batang - Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, berhentinya sambungan pipa gas Semarang - Cirebon yang ditarget 2 tahun selesai dan sudah di lelang sejak 2006 dengan pemenangnya PT Rekayasa Industri belum juga ada progresnya.
Batang - Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa
mengatakan, berhentinya sambungan pipa gas Semarang - Cirebon yang ditarget 2
tahun selesai dan sudah di lelang sejak 2006 dengan pemenangnya PT Rekayasa
Industri belum juga ada progresnya.
"Kita sudah minta, sama PT Rekayasa Industri.
Kalau tidak sanggup mundur kasih bendera putih," kata Fanshurullah Asa saat
Audensi dengan Bupati Batang Wihaji di Aula Bupati, Kabupaten Batang, Jumat(25/9/2020)
Dijelaskan pula, pada saat itu Direktur PT Rekayasa
Industri menyatakan tanggapannya dan tandatangan diatas materai. Karena
sanggup, pihak BPH Migas juga sudah melaporkan ke kementerian dan Kantor Staf
Presiden.
"Maka 7 Februari 2020 kita lakukan peletakan
baru pertama dengan komitmen waktu dua tahun selesai, sehingga 7 Februari 2022
sudah tersalur pipa gas mulai dari Cirebon sampai Semarang," jelasnya.
Lebih lanjut, Namun sudah 7 bulan ini belum ada
kegiatan penyambungan pipa yang kendalanya bukan masalah pendanaan.
"Kenapa belum disalurkan bukan masalah
pendanaan, kalau PT Rekayasa Industri belum siap, investor pendanaannya banyak
yang siap, Kalau PT Rekayasa Industri tidak mampu bikinlah konsorsium,"
tegasnya.
Ia pun menegaskan, persoalannya ada pada siapa yang
mau membeli gas, karena katanya pembelinya belum signifikan.
"Makanya saya menghadap Bupati Batang, karena Kawasan
Industri (KIT) Batang luar biasa, sehingga Presiden langsung yang meresmikan.
Oleh karena saya minta KIT Batang menciptakan siapa yang mau beli gasnya, pasti
penyambungan pipa gasnya jadi," pintanya.
Untuk potensi pasolan gas, ia memastikan ada yang
akan diambilkan dari Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang terletak di Kabupaten
Bojonegoro dan juga rencana Gubernur Jateng
akan bangun Floating Storage
Regasification Unit (FSRU) di Batang.
"BPH migas tidak akan berhenti, bagaimana ini
segara dibangun dan ini sudah masuk dalam proyek strategi nasional yang langsung
diawasi Presiden," terangnya.
Dijelaskan pula oleh Kepala BPH Migas, bahwa
estimasi gas yang bakal masuk di KIT Batang kebutuhan minimal satu investor
sekitar 100 MN.
Sementara Bupati Batang Wihaji mengatakan, permasalahan
pipa gas yang belum kunjung dikerjakan akan segera menemukan solusinya.
"Semua hanya butuh ketemu dan diskusi untuk
mencari soulusi agar kepastian ketersedian gas di KIT, saya menyakini segera
dilaksanakan " pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)