Presiden Joko Widodo Pilih Master Plan KIT di Batang
Batang - Seminggu setelah di kunjungi Presdien RI Joko Widodo, progresnya sudah pada tahapan persiapan master plan. Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang dipilih Pemerintah RI menyambut relokasi investasi asing.
Batang - Seminggu setelah di kunjungi Presdien RI
Joko Widodo, progresnya sudah pada tahapan persiapan master plan. Kawasan
Industri Terpadu (KIT) Batang yang dipilih Pemerintah RI menyambut relokasi investasi
asing.
Sejumlah Kementerian, BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
bersama, Pemprov Jateng dan Pemerintah Kabupaten
Batang secara maraton terus melakukan percepatan sesuai tugas dan fungsinya,
karena batasan waktu persiapan di tahun 2021 segara dimulai pembangunannya.
"Pemkab Batang terus berkoordinasi dengan Kementerian
terkait, karena ini perintah Presiden. Progres saat ini sudah masuk dalam
tahapan pembuatan master plan," Kata Bupati Batang Wihaji usai rapat
dengan sejumlah Kementerian secara online, di Command Center, Kabupaten Batang,
Rabu (8/7/2020).
Dalam rapat tersebut dijelaskan, untuk awal
pembangunan dari luasan tanah milik PTPN 9 disiapkan sebesar 4.000 hektar,
Namun sementara untuk percepatan kawasan industri akan dikembangkan seluas 450
hektar.
"Dari 450 hektar nanti dibagi sesuai zona
berdasarkan klaster investor, seperti klaster Negara Amerika, Jepang, Thaiwan,
Korea dan China, hal tersebut untuk
mengetahui pendistribusian energi listrik, air, gas dan lainnya," jelas.
Ia juga menyampakian, terkait ijin Analisis dampak
lingkungan (Amdal) KIT Batang tidak ada masalah sepanjang semuanya sesuai
kultur dan aturan.
"Amdal saya rasa sambil jalan, dalam waktu
kurang dari enam bulan sudah bisa selesai," katanya.
KIT Batang merupakan kawasan Industri baru, oleh
Pemerintah pusat diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengundang banyak
investor.
"Tiga investor asing sudah pasti di KIT Batang.
Katanya relokasi dari Thiongkok seperti dalam Pidato Presiden Joko Widodo
diantaranya LG, Panasonic dan tidak menutup kemungkinan juga ada Penanam Modal
Dalam Negeri (PMDN)," terangnya.
Wihaji juga mengungkapkan, tugas Pemerintah daerah
melayani perijinan untuk mempercepat dan mempermudah investor.
"KIT Batang diharapkan bisa berkontribusi bagi
Bangsa dan Negara, maka kita harus melayani dengan baik. Maka harus memiliki
sesuatu yang berbeda dengan kawasan industri lainnya," pungkasnya.
Ia pun meminta kepada Pemerintah pusat agar tidak
meninggalkan masyarakat lokal.
"Saya minta keterlibatan masyarakat lokal dalam
pekerjaan pembangunan dan paska dan termasuk pengelolaannya," pintanya.
Keberadaan KIT Batang bukan menjadi kompetitor
kawasan industri daerah lainnya. Tidak perlu bertengkar dengan kawasan industri
daerah lain, kita saling support saja. Terpenting saling memberikan manfaat bagi
masyarakat," pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)