Home / Berita / Pembangunan / BUPATI BATANG AKAN KEMBANGKAN EDUWISATA BAHARI GALANGAN KAPAL

Berita

Bupati Batang Akan Kembangkan Eduwisata Bahari Galangan Kapal

Batang - Untuk mendukung tahun kunjungan wisata tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Batang akan kembangkan potensi pembuatan kapal kayu. Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Batang pun dikerahkan untuk mengkaji potensi eduwisata ini.

Berdasarkan rekomendasi DRD, galangan kapal kayu di Batang bisa dijadikan lokasi edukasi wisata bahari skala internasional. 

“Galangan kapal di Sungai Sambong Batang ini masuk tiga besar galangan kapal kayu terbesar di dunia,” kata perwakilan DRD Kabupaten Batang M Hariyanto di Galangan Kapal Kabupaten Batang, Sabtu (23/11/2019).

Berdasarkan kajian, DRD merekomendasikan galangan kapal kayu menjadi lokasi edukasi wisata bahari.

“Nantinya edukasi wisata bahari galangan kapal kayu menjadi satu paket dengan Pantai Sigandu. Potensi lainya yaitu perkebunan bunga melati serta museum bahari juga akan dikembangkan,” jelasnya.

Bupati Batang Wihaji saat mendampingi tim dari DRD, menerangkan, Desember 2019 mendatang akan dilakukan market test.

“Setelah itu akan kami koordinasikan dengan Dinas Pariwisata untuk realisasinya, kemungkinan tahun depan,” paparnya.

Bupati juga menanggapi terkait infrastruktur, guna mendukung realisasi wisata bahari galangan kapal kayu.

“Perbaikan pasti dilakukan, untuk awal perbaikan Jembatan Situri tengah dilakukan dan ke depan juga akan ada museum kapal di kawasan ini,” terangnya.

Tak sampai berhenti di situ, Bupati akan mendatangkan juru masak profesional lulusan Harvard University, untuk memberikan ilmu di kawasan Wisata Bahari Batang.

"Kita akan meniru restoran bahari Muara Angke Jakarta, untuk itu kami akan ajarkan skill memasak untuk warga yang dilatih chef lulusan Harvard. Tujuannya, supaya ada tempat makan dengan chef profesional di Kawasan Wisata Bahari Batang,” imbuhnya.

Sementara, Nur Haji Slamet Urip, pemilik galangan kapal kayu di Batang sangat mendukung wacana dibangunnya eduwisata bahari skala internasional. Bahkan mereka ingin wacana itu segera direalisasikan secepatnya, untuk menduniakan galangan kapal kayu terbesar di dunia itu.

“Bisa dikatakan galangan di sini terbesar di dunia. Tak jarang selain menerima pesanan kapal kayu skala nasional, galangan di sini juga membuat kapal untuk Eropa dan Jepang,” katanya.

Pria yang akrab disapa Mbah Urip itu, menerangkan, ada 30 galangan kapal kayu di sepanjang alur Sungai Sambong, di mana setiap galangan bisa memproduksi 60 kapal kayu setiap tahun.

“Ukuran kapal kayu 29 GT sampai 400 GT dibuat di sini, harganya berkisar dari Rp700 juta hingga Rp5 miliar dan selalu ada pesanan,” terangnya.

Letak geografis Kabupaten Batang di tengah pulau Jawa, lanjutnya, hal ini menambah eksistensi produk galangan kapal kayu.

“Bahan baku juga dekat, kami tinggal beli ke Semarang, tenaga kerja kami juga profesional karena berpuluh tahun membuat kapal kayu. Bahkan ada yang empat generasi keluarganya membuat kapal kayu, hal itu menjadi nilai plus untuk galangan kapal kayu di batang,” jelasnya.

Dipaparkan Mbah Urip, terdapat 3.000 pekerja lebih di galangan kapal kayu Kabupaten Batang, untuk itu jika wacana eduwisata bahari direalisasikan pastinya berdampak baik bagi pekerja dan eksistensi galangan kapal kayu di sini.

Ia menambahkan setiap tahun harga kayu naik 10 persen, mau tidak mau harga kapal juga naik. Tiga tahun terakhir ini harga kapal naik 50 persen lebih, yang awalnya Rp300 juta bisa jadi Rp700 juta lebih. 

"Kalau Pemkab bisa memasok bahan baku dengan harga terjangkau, pasti galangan di sini semakin berkembang,” pungkasnya. (Humas Batang, Jateng/Edo)