Home / Berita / Seni dan Budaya / TONG-TONG PREK SAUR DIFESTIVALKAN

Berita

Tong-Tong Prek Saur Difestivalkan

Musik tong-tong prek yang terbuat dari bambu merupakan warisan budaya yang harus dilestariakan. Alat musik tradisional yang dimainkan banyak orang untuk hiburan guna mengisi waktu luang banyak digemari oleh Masyarakat Jawa termasuk Kabupaten Batang.

Desa Subah Kecamatan Subah adalah salah satu desa yang masih melestarikan musik tong tong prek yang dikemas menjadi festival, dan uniknya festival tersebut untuk membangunkan orang sahur di bulan Ramadan. Menjadikan kegiatan ini berjubel ribuan penonton karna menarik.

Ketua Festival Tong-Tong Prek Desa Subah Abdul Ghoni mengatakan, festival ini sudah biasa dilaksanakan sejak 15 tahun yang lalu setiap bulan Ramadan, hal ini untuk melestariakan budaya dan menumbuh kembangkan kreativias pemuda desa dalam berkesenian.

"Budaya warisan yang setiap bulan puasa anak - anak muda desa membangunkan orang untuk melaksnakan sahur dengan musik tong - tong prek ini kita lombakan, untuk melestarikanya sejak 15 tahun di setiap bulan puasa kita lombakan dengan lagu - lagu bertemakan sahur," Kata Abdul Ghoni saat ditemui di Festival Tong-Tong Prek, Sabtu malam (17/6).

Bupati Batang Wihaji yang hadir dalam festival mengatakan, "Kegiatan ini merupakan tradisi turun temurun yang sangat luar biasa dan dengan semangat pemudanya yang kreatif, inovatif bisa menjadi hiburan bagi masyarakat desa".

Bupati berharap kegiatan ini harus di kembangkan terus menjadi sebuah destinasi baru untuk di kenalkan kepada halayak umum, sehingga bisa menarik pengunjung luar desa atau daerah yang bisa membangkitkan simpul-simpul ekonomi bagi masyarakat. "Kami selaku pemerintah daerah akan sport tradisi ini yang menjadi ciri kas karakter lokal yang masing - masing desa mempunyai keunikan seni," katanya.

Kedepan festival ini bisa dikembangkan dan dibesarkan dengan kreatif dan inovatif sehingga lebih menarik lagi, dan juga perlu ada sentuhan seni yang lebih menarik lagi dengan model pakainya namun tetap tidak melanggar etika, tetapi tetap menunjukan budaya lokal. "Semangat bagi peserta lomba, kami senang seni tradisional yang kreatif dan inovatif, karena ini lomba harus tetap menjunjung tingi sportifitas," pinta Bupati Wihaji.

Festival tersebut diikuti oleh 28 peserta yang beradal dari pedukuhan desa Subah dan juga dari luar desa Subah seperti Desa Menjangan, Desa Sengunsari dan juga Desa Sengon serta dari Desa Limpung Kecamatan Limpung. Untuk lebih menyemangati peserta lomba Bupati Batang memberikan tamabahan hadiah bagai pemenang untuk juara I Rp.1 juta, juara II Rp.750 ribu dan juara III Rp.500ribu. (Edo/McBatang)