Home / Berita / Kesehatan / RS QIM BATANG ADAKAN TERAPI MASSAL BERHENTI MEROKOK

Berita

RS QIM Batang Adakan Terapi Massal Berhenti Merokok

Batang - Menurut WHO (2002), Indonesia menempati urutan kelima di dunia dalam hal konsumsi rokok. Lebih dari 40,3 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun terpapar asap rokok di lingkungannya.

Berdasarkan  hasil penelitian, 60% dari perokok aktif atau sebesar 84,84 juta orang dari 141,44 juta orang adalah mereka yang berasal dari penduduk miskin atau ekonomi lemah yang sehari-harinya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. 

Diperkirakan hingga menjelang 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta pertahunnya dan di negara berkembang diperkirakan tidak kurang 70% kematian yang disebabkan oleh rokok.

Untuk mengurangi dampak kesehatan akibat rokok, Rumah Sakit QIM menyelenggarakan bakti sosial berhenti merokok dalam rangka pembukaan Klinik Berhenti Merokok, dengan teknik Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). 

Teknik SEFT ini merupakan variasi dari teknik akupunktur dan merupakan kombinasi dari 15 teknik terapi seperti NLP, psikoanalisa, logoterapi, sugesti dan afirmasi, visualisasi kreatif, loving-kindness therapy, powerful prayer, psikologi energi dan lain-lain, yang terbukti secara ilmiah dalam jurnal-jurnal kedokteran dapat secara cepat dan efektif memperbaiki beberapa masalah fisik maupun emosi, termasuk fobia, insomnia, dan kecanduan akibat rokok.

Acara terapi massal ini dilakukan di halaman parkir Rumah Sakit QIM, Rabu (11/9/2019) yang diikuti oleh 50 orang peserta dari Batang, Pekalongan, dan bahkan ada peserta dari kota lain seperti Wonosobo. 

Sebagai terapis adalah Terapis SEFT dr. Maftuhah Nurbeti, MPH yang merupakan Manajer Pelayanan Rumah Sakit QIM serta Tim Terapis SMK Muhammadiyah Pekalongan yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Ibu Lies Triyati Noer. Tim SMK Muhammadiyah Pekalongan juga telah beberapa kali mengadakan bakti sosial berhenti merokok, baik untuk siswa SMA maupun karyawan di Pekalongan. 

Terapi SEFT ini pernah memecahkan rekor MURI untuk Terapi Berhenti Merokok 1428 pelajar se Jabotabek dan Terapi Inovatif Pecandu Narkoba. 

Dalam sambutannya, Direktur Rumah Sakit QIM, dr. Ratna Ismoyowati, yang diwakili oleh Manajer Umum dan SDM, Slamet Muljono menyebutkan bahwa merokok memang sudah terbukti membahayakan kesehatan, sehingga menyarankan agar dana yang digunakan untuk merokok dapat dialokasikan untuk kebutuhan kesehatan yang lainnya, termasuk membayar iuran BPJS.

Sehingga bila sakit sudah terlindungi dan bisa gratis, karena BPJS menggunakan prinsip gotong royong. Ia berharap agar Klinik Berhenti Merokok yang dibuka di Rumah Sakit QIM bisa membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Batang dan sekitarnya. Tarif pelayanan sebesar Rp100.000,00 (paket sampai berhasil), masih terjangkau bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli rokok dalam setahun.

Sementara salah satu peserta terapi, Sani Nurizal dari Kota Pekalongan, mempunyai keinginan besar untuk berhenti merokok, karena setelah 30 tahun menjadi perokok dampak yang dirasakan diantaranya tubuh merasa tidak nyaman. Menurutnya, seusai mengikuti terapi itu merasakan beberapa perbedaan pada tubuhnya.  

“Waktu sebelum diterapi ngerokok ya rasanya biasa, tapi setelah diterapi badan rasanya pegal, mual, keringat keluar banyak dan pusing. Dan ketika ngerokok lagi rasanya sudah nggak enak ya,” terangnya.

Sani berniat untuk berhenti merokok, karena mengingat usia yang sudah memasuki kepala empat. Kalau ada teman-teman yang berusaha untuk merayu untuk kembali lagi, kita harus memiliki tekad yang kuat, agar tidak kembali menjadi perokok.

“Semua kembali kepada diri kita masing-masing, apalagi saya sudah didukung oleh anak-anak dan istri untuk berhenti merokok,” ungkapnya.

Demikian pula dengan Yayang Bagus, yang telah menjadi perokok aktif sejak kelas 5 SD, berniat untuk berhenti merokok dengan mengikuti terapi itu, karena tidak ingin menambah penyakit di tubuhnya.

“Setelah diterapi rokok itu rasanya pahit di mulut dan mual,” tuturnya.

Selama 20 tahun menjadi perokok, Yayang merasakan sakit pada dada dan sesak nafas. Mulai dari sekarang sebaiknya teman-teman tidak usah merokok lagi, karena itu merugikan diri sendiri dan orang lain. (MC Batang, Jateng/Heri)