Home / Berita / Kesehatan / BUPATI BATANG MINTA DINKES TEKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK

Berita

Bupati Batang Minta Dinkes Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Batang - Hadir dalam halal bihalal Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang, Bupati Batang Wihaji intruksikan Kepala Puskesmas dan bidan untuk menekan angka kematian Ibu dan bayi. 

"Kita memang tidak bisa menghentikan takdir kematian, tapi kita harus berikhtiar agar kematian ibu melahirkan dan balita tidak terus bertambah," pinta Bupati Batang Wihaji di Gedung Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Batang, Rabu (19/6/2019).
Oleh karena itu, lanjutnya, Kepala Puskesmas dan bidan untuk mengawal ibu melahirkan atau nginceng wong meteng, karena barangkali ada penyakit lain atau kelainan pada janin bisa ditangani lebih lanjut untuk di rujuk ke Rumah Sakit.
Ia juga meminta petugas pelayanan kesehatan untuk mengedepankan suasana kebatinan atau psikologis masyarakat. Sehingga, masyarakat atau pasien merasa terlayani dengan baik.
"Jangan karena kedatangan saya disini jadi semuanya baik, tapi ada maupun tidak ada saya pelayanan harus baik dan memahami suasana kebatinan warga," ujarnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Batang dr. Hidayah Basbhet mengatakan, angka kematian ibu tertinggi yaitu pada tahun kemarin di mana ada kematian 20 jiwa.
"Memang tugas berat bagi kita, angka kematian tahun kemarin menjadi yang tertinggi, mudah-mudahan  angka kematian Ibu melahirkan pada tahun ini mengalami penurunan," jelasnya.
Ia menjelaskan, untuk angka kematian balita atau bayi harus kurang dari 7, sedangkan tahun kemarin ada di angka 13 berarti harus turun sampai 7, balita stunting juga harus kurang dari 20%, sementara di Kabupaten Batang tercatat 25% balita mengalami stunting.
"Tugas berat bagi kepala Puskesmas maupun bidan untuk ikut menurunkan angka stunting, bila menemukan bayi baru lahir laki - laki kalau yang lagi kurang dari 48 cm yang putri kurang dari 47 cm harus intervensi yang artinya hanya ASI eksklusif sampai enam bulan kemudian setelah itu pendamping ASI," terangnya.
Tugas bidan juga harus memberikan penjelasan kepada ibu melahirkan, lanjutnya, agar makan makanan yang sehat, karena masih banyak masyarakat kita yang menjalankan mitos-mitos mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
Dijelaskan pula bahwa Dinkes menemukan masyarakat yang terkena HIV/AIDS cukup banyak dikarenakan kita mencari semua titik titik Spot, oleh karenanya, harus kita turunkan. Artinya kita tidak menemukan terus-menerus, tidak boleh menemukan kasus baru di tahun berikutnya.  
"1 Januari 2020 kita harus ODF jadi masih ada waktu kurang lebih 6 bulan memang baru 56  desa  yang baru ODF,  kalau kita hitung masing kurang lebih 39.000 jamban," ujarnya.
Ia juga meminta kepada bupati untuk dapat memberikan CSR dari perusahaan perusahaan, sehingga 31 Desember 2019 terget dapar tercapai. (Humas Batang, Jateng/Edo)