Home / Berita / Sosial / SARASEHAN WAKIL BUPATI BATANG DENGAN PETANI KOPI DESA LOBANG

Berita

Sarasehan Wakil Bupati Batang dengan Petani Kopi Desa Lobang

Acara Sarasehan Peluang dan Potensi Ekspor Kopi Batang yang diselenggarakan oleh Gerbang Tani (Gerakan Kebangkitan Petani Indonesia) dihadiri oleh Wakil Bupati Batang Suyono didampingi Kabag Humas Batang Triossy Juniarto dan perwakilan dari Dinas Pertanian Batang serta para petani kopi Batang khususnya desa Lobang, Sabtu (27/5) bertempat di Agrowisata desa Lobang Limpung Batang.

Tarno selaku penyuluh pertanian mengatakan bahwa potensi kopi di desa Lobang ini cukup bagus yakni lahan kopinya kurang lebih mencapai seratus lima puluh hektare, namun tanaman kopi tersebut kebanyakan di bawah tegalan milik Perhutani adapun yang produksi tanaman kopi kurang lebih lima puluh hektare.

Dijelaskan juga bahwa diperkirakan satu tanaman pohon kopi bisa menghasilkan kurang lebih sepuluh kilogram kopi basah, dan apabila satu hektare lahan kopi itu dihitung ada dua ribu pohon kopi tinggal dikalikan 10 kg kali 2000 pohon, apabila dikalkulasi itu banyak sekali sehingga desa Lobang termasuk penghasil kopi terbanyak. Kedepan potensi kopi di desa Lobang ini akan dibina bekerjasama dengan Dinas Pertanian Batang.

Wakil Bupati Batang Suyono mengatakan, "Terkait potensi Kopi di Kabupaten Batang khususnya desa lobang tadi telah disampaikan baik dari sisi pemasaran maupun harga maka dari Dinas Pertanian maupun penyuluhan tentu akan membina para petani kopi agar bagaimana kopi tersebut bisa produksi lebih baik dan tinggi dengan penerimaan harga yang lebih baik".

"Tentu ini semua ada beberapa program yang harus dijalankan dari para petani kopi melalui penyuluh-penyuluh yang ada di Batang, yang tentu kopi tersebut bisa dialih teknologi, sehingga kopi tersebut nilai harganya akan lebih baik," ujar Wabup.

Wakil Bupati menambahkan manfaat kegiatan saresehan bersama petani kopi ini karena ada peluang ekspor kopi ke Negara Jepang yang kurang lebih satu bulan itu mencapai 20 ton kopi, sedangkan komsumsi kopi di Indonesia 20 persen dan 80 persennya diekspor. Melihat dari produksi yang belum maksimal ini maka dilaksanakan saresehan petani kopi untuk memaksimalkan produk-produk kopi yang ada di wilayah Kabupaten Batang.

"Harapannya para petani kopi ini bisa lebih merespon dan tentu melakukan langkah-langkah untuk mencapainya target ekspor yang diinginkan oleh pihak-pihak tengkulak maupun petani kopi itu sendiri yang menginginkan jumlah produksi lebih tinggi lagi," ujarnya.

"Dengan saresehan petani kopi ini kami ingin mengangkat kedaulatan petani, karena petani itu sebenarnya bisa menentukan harga asal bisa berproses dengan baik, ini seperti yang sudah dilakukan di kabupaten Kendal, bahwa petani bisa menentukan harga kopi 30 ribu, 40 ribu dari mereka proses," kata Wiweko selaku ketua Gerbang Tani Kabupaten Batang.

Wiweko menambahkan, "Hal tersebut akan kita tularkan kepada para petani kopi yang ada di Batang, dan ternyata dalam saresehan bahwa permasalahan petani kopi tersebut tidak tahu jenis kopi atau proses kopi sehingga dengan pertemuan ini kita saling sharing atau tukar pengalaman agar para petani kopi ini akan diadakan semacam pelatihan agar petani bisa berproses dengan baik".

"Harapannya petani nanti mulai berproses pasca panen kopi yang baik, mulai dari petik merah terus mengerti tentang proses sampai nanti jualnya biji atau green oce yang selanjutnya bisa sampai dengan kopi bentuk bubuk," tandas Wiweko. (Iwan/Humas)