Konservasi Karang di Batang, Upaya Selamatkan Biota Laut dari Penurunan Produksi
Batang - Perairan Kabupaten Batang yang menjadi bagian dari Laut Jawa, dikenal memiliki potensi perikanan yang besar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, potensi ini menghadapi tantangan serius. Penurunan jumlah biota laut, termasuk ikan, menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan.
Batang - Perairan Kabupaten Batang yang menjadi bagian dari Laut Jawa, dikenal memiliki potensi perikanan yang besar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, potensi ini menghadapi tantangan serius. Penurunan jumlah biota laut, termasuk ikan, menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan.
Salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah konservasi terumbu
karang, seperti program Karang Maheso yang digagas bersama Universitas
Diponegoro (Undip) dan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI).
“Kami
telah melakukan konservasi terumbu karang buatan atau biasa disebut fish
apartment. Hasilnya, karang-karang buatan yang dipasang itu mulai tumbuh,” kata
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Batang Windu
Suriadji saat ditemui di Kantornya, Senin (16/12/2024).
Windu
optimistis, jika terumbu karang buatan ini terus dikembangkan, ekosistem laut
Batang dapat kembali pulih dan laju pertumbuhan karang di sana terpantau cukup
cepat dibandingkan dengan daerah lainnya.
Menurut
Windu, kondisi perairan Batang tidak lagi sebening perairan di Karimunjawa.
Aktivitas manusia dan tekanan dari nelayan yang berebut wilayah tangkapan di
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 7-12 menjadi salah satu penyebabnya.
“Produksi
ikan semakin berkurang karena persaingan ini. Namun, kami berharap kehadiran
terumbu karang buatan dapat meningkatkan populasi ikan di sekitar perairan
Batang dan Laut Jawa ke depannya,” jelasnya.
Selain
konservasi, langkah lain untuk mendukung keberlanjutan perikanan di Batang
adalah edukasi melalui kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang
digelar oleh BMKG Maritim Tanjung Mas Semarang.
Windu
juga menjelaskan bahwa, SLCN bertujuan memberikan pemahaman kepada nelayan
tentang pentingnya mempersiapkan diri sebelum melaut, terutama terkait cuaca.
“Melalui
kegiatan ini, nelayan dibekali informasi tentang tinggi ombak, lokasi kelompok
ikan, hingga penggunaan aplikasi cuaca yang dapat diunduh di ponsel mereka.
Informasi ini penting agar nelayan dapat melaut dengan aman dan efektif,” terangnya.
Program
SLCN diikuti oleh berbagai pihak, termasuk nelayan, penyuluh perikanan, dan
stakeholder terkait. Windu berharap, dengan adanya pelatihan ini, risiko
kecelakaan laut akibat cuaca buruk dapat diminimalkan.
Konservasi
terumbu karang dan edukasi cuaca menjadi dua langkah strategis yang diharapkan
dapat memulihkan kondisi perairan Batang. Dengan karang buatan yang terus
tumbuh, ekosistem laut perlahan dapat pulih, memberikan habitat yang layak bagi
ikan-ikan untuk berkembang biak.
“Kami
optimistis, jika program konservasi dan edukasi seperti ini terus dilanjutkan,
biota laut di perairan Batang dapat kembali melimpah. Dengan begitu,
kesejahteraan nelayan juga akan meningkat,” pungkasnya.
Upaya ini tidak hanya menjadi langkah menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menjadi warisan penting bagi generasi mendatang. (MC Batang, Jateng/Edo/Siska)