Ciptakan Kenyamanan, Pelajar Deklarasikan Gerakan Ayo Rukun
Batang - Pelajar SMAN 1 Batang memperingati Hari Pahlawan secara istimewa, yakni dengan menggelar deklarasi Gerakan Ayo Rukun. Gerakan tersebut sebagai implementasi dari Permendikbud Ristek, agar gerakan anti kekerasan didengungkan sehingga meluas ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Batang - Pelajar SMAN 1
Batang memperingati Hari Pahlawan secara istimewa, yakni dengan menggelar
deklarasi Gerakan Ayo Rukun. Gerakan tersebut sebagai implementasi dari
Permendikbud Ristek, agar gerakan anti kekerasan didengungkan sehingga meluas
ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Deklarasi diawali
dengan ikrar dari para pendidik dan peserta didik agar menciptakan lingkungan
pendidikan yang jauh dari perundungan. Dilanjutkan dengan penandatanganan
deklarasi oleh perwakilan siswa dan diakhiri dengan menempelkan sejumlah
selogan yang berisi pesan moral, untuk mewujudkan warga sekolah yang senantiasa
rukun.
Kepala SMAN 1 Batang
Saefudin menyampaikan, SMAN 1 Batang merupakan salah satu dari 19 lembaga
pendidikan di Jawa Tengah yang menjadi percontohan dalam mewujudkan Gerakan Ayo
Rukun. Yang secara serentak rencananya akan diluncurkan 25 November mendatang,
bertepatan dengan Hari Guru Nasional, di Surakarta.
“Selogan yang dibuat
oleh peserta didik ini sebagai media pengingat, bahwa semua warga sekolah harus
menciptakan lingkungan pendidikan yang selalu rukun, bersatu dan anti terhadap
perundungan,” katanya, usai menandatangani deklarasi Gerakan Ayo Rukun, di
halaman SMAN 1 Batang, Kabupaten Batang, Jumat (10/11/2023).
Saefudin pun
memanfaatkan momentum Hari Pahlawan untuk senantiasa mengingatkan anak
didiknya, agar memaknai bahwa sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan
yang telah gugur, mempertahankan kemerdekaan, dengan memberikan prestasi
terbaiknya, dalam berbagai kompetensi.
Dua orang siswi, Dian
Ayu dan Salsabila yang ikut berpartisipasi dalam deklarasi tersebut, pun
memberikan perhatiannya terhadap sejumlah kasus perundungan.
Menurut Salsabila makna
dari selogan yang dibawakan yakni selalu mengedepankan rasa saling menghargai
dan menghormati dengan teman sebaya.
“Apapun agama, ras,
suku dan golongannya, harus mengutamakan hidup rukun satu sama lain,” ungkapnya.
Perundungan sendiri,
bagi Dian Ayu akan berdampak buruk bagi korbannya.
“Bisa jadi dia akan mengalami depresi dan trauma
karena perilaku perundungan dari teman-temannya. Maka jauhilah sikap tak
terpuji itu, agar semua rukun dan damai,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)