Meminimalisir Bertambahnya Penyintas Thalasemia, Pj Bupati Batang Dukung Kepengurusan POPTI

Batang - Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengapresiasi terbentuknya Pengurus Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI) Cabang Batang Jawa Tengah.
Batang - Penjabat (Pj) Bupati
Batang Lani Dwi Rejeki mengapresiasi terbentuknya Pengurus Perhimpunan Orang
Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI) Cabang Batang Jawa Tengah.
Ia mengatakan,
Organisasi sosial POPTI harus terus mendapatkan dukungan dari Stakeholder,
karena banyak memanfaatnya baik penderita maupun masyarakat dalam meminimalisir
bertambahnya penyintas yang ada di Kabupaten Batang.
“Kami mendukung
kehadiran POPTI di Kabupaten Batang. Karena dengan hadirnya ini bisa memberikan
dukungan kepada penyandang thalasemia. Sekaligus menjadi sarana edukasi tentang
penyakit thalassemia ke masyarakat,” katanya saat ditemui di Ruang Bupati,
Kabupaten Batang, Selasa (13/6/2023).
Ketua Pengurus POPTI
Cabang Batang Nety Widjayanti menyebut kehadiran POPTI ini untuk memberikan
dukungan serta membantu advokasi pengobatan penyandang Thalasemia di Kabupaten
Batang.
Pasalnya, saat ini ada
beberapa aturan BPJS Kesehatan yang mengharuskan pasien thalasemia untuk
melakukan pengobatan ke RSUP Kariadi Semarang tiga bulan sekali. Sedangkan
tidak semua orang tua penyintas berasal dari keluarga mampu, dan paham akan
alur pengobatan di RSUP Kariadi.
“Kehadiran POPTI ini
diharapkan bisa membantu menemukan solusi agar pengobatan pasien thalasemia
semakin mudah. Sehingga dapat menambah semangat pasien dan keluarga dalam
menjemput kesembuhan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, POPTI
juga akan memberikan sosialisasi edukasi pencegahan terhadap thalassemia, baik
di sekolah - sekolah maupun melalui siaran radio dan sebagainya.
Nety pun menyebutkan,
berdasarkan data yang di himpunnya, penderita thalasemia di Kabupaten Batang
ada 25 anak penderita dan 12 orang
dewasa.
Sementara itu, Ahli
Medis sekaligus dokter pesialis Anak RSUD Batang, dr Tan Evi Susanti menjelaskan
Thalasemia sendiri merupakan kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya
protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh
yang kurang dari normal.
“Kelahiran pasien Thalasemia
mayor dapat dihindari dengan mencegah perkawinan antara dua orang pembawa sifat
Thalasemia, untuk itu, skrining thalasemia perlu dilakukan sebelum melakukan
pernikahan,” terangnya.
Dokter Tan Evi menyampaikan dengan terbentuknya
POPTI ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk membantu orang tua penyandang
thalasemia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mengingat perawatan thalasemia
dibutuhkan secara terus menerus. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)